Eranasional.com – Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) memperkirakan nilai potensi qurban tahun ini mencapai Rp 21 triliun, dengan sekitar 2,3 juta orang yang beribadah qurban. Direktur IDEAS, Yusuf Wibisono menyampaikan pandemi tahun ini membuat gambaran ekonomi qurban lebih konservatif.

“Sayangnya memang tidak ada data aktual yang bisa dijadikan rujukan, namun dengan tahun lalu kondisi ekonomi masih normal, qurban tahun ini dilihat menurun,” katanya seperti dilansir Republika Minggu 2 Agustus 2020.

Penurunannya diperkirakan konservatif, karena tertutup dua faktor. Seperti tingginya ketaatan terhadap qurban dan tingginya semangat filantropi di masa krisis, serta tidak adanya haji tahun ini. Potensi ekonomi qurban tahun 2019 diproyeksikan mencapai Rp 28,4 triliun.

Tahun ini ada potensi kenaikan qurban dari sekitar 200 ribu jamaah haji yang tidak jadi berangkat ke tanah suci. Namun di saat yang sama ada potensi penurunan dari banyaknya kelas menengah Muslim yang terpuruk akibat krisis di masa pandemi.

“Secara keseluruhan, dampak pandemi kami perkirakan lebih dominan, sehingga qurban tahun ini kami proyeksikan konservatif,” katanya.

IDEAS juga melihat, qurban tahun ini istimewa karena terjadi di masa pandemi. Antusiasme secara umum tidak menurun meski banyak keluarga kelas menengah Muslim terpukul krisis. Pelaksanaan qurban dengan protokol Covid-19 juga tidak mudah, namun terlihat cukup dipatuhi.

Ia melihat berbagai inovasi muncul untuk memudahkan pelaksanaan qurban di masa pandemi ini. Salah satu yg menarik adalah qurban daring atau qurban digital yang banyak dilakukan Lembaga Amil Zakat (LAZ), di mana seluruh proses berqurban dilakukan secara online.

Qurban digital dimulai dari pembayaran, pemilihan hewan qurban, hingga pelaporan pelaksanaan qurban yang dilakukan dengan cara daring. Dengan ini, interaksi dan kerumunan dapat dihindari sehingga sangat sesuai dengan protokol Covid-19. (rol)