JAKARTA – Angkatan Udara Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Rabu (16/6/2021) pagi waktu setempat. Dilansir AFP, pihak keamanan dan saksi mengatakan serangan itu sebagai pembalasan setelah militan di Palestina mengirim balon pembakar ke bagian selatan Israel.

Angkatan Pertahanan Israel mengatakan bahwa jet tempurnya menyerang kompleks militer milik organisasi teror Hamas. Selain itu juga menyasar fasilitas dan tempat pertemuan untuk operasi teror di Khan Younes.

Belum diketahui kerusakan yang ditimbulkan dari serangan udara tersebut. Begitu juga dengan korban jiwa akibat serangan itu.
Sebelumnya militan di Gaza mengirimkan balon pembakar untuk memprotes digelarnya pawai memperingati ulangtahun pendudukan Israel atas Yerusalem Timur. Otoritas Israel mengatakan ada 20 titik kebakaran akibat balon pembakar tersebut.

Hamas penguasa Gaza juga telah memperingatkan agar pawai itu tidak dilakukan karena bisa menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Namun, Israel tetap melaksanakannya.

“Kami memperingatkan adanya konsekuensi berbahaya yang mungkin terjadi akibat diizinkannya para pendatang ekstremis Israel untuk melakukan Pawai Bendera di Yerusalem esok hari,” tegas Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, di akun Twitternya pada Senin (14/6).

Sebelum pawai, AS dan PBB telah menyerukan untuk menahan diri, hal itu disetujui oleh pemerintahan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.

Meski begitu tetap terjadi bentrokan antara warga Palestina dengan polisi Israel. Bentrokan itu dipicu oleh upaya kepolisian mensterilisasikan rute pawai.

Granat kejut dan peluru berujung busa dikeluarkan kepolisian untuk membubarkan warga Palestina yang berada di jalur pawai. Akibatnya 33 warga Palestina terluka, 17 orang ditangkap. Sementara dari pihak polisi ada 2 petugas yang terluka.

Serangan udara dan balon menandai gejolak besar pertama antara Israel dan Gaza sejak gencatan senjata pada 21 Mei. Gencatan senjata dilakukan usai 11 hari pertempuran sengit yang menewaskan 260 warga Palestina dan 13 orang Israel.