Ilustrasi (Foto: Net)

JAKARTA, Eranasional.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut pihaknya terus melakukan surveillance dan penelusuran kontak erat dari WNA Polandia, pasien pertama di Indonesia yang terkonfirmasi telah terjangkit subvarian Omicron XBB 1.5 alias COVID Kraken. Berdasarkan pengamatan kementerian, COVID Kraken ini memiliki penularan yang cepat.

“Tapi lemah, apa artinya? hospitality-nya (potensi pasien masuk rumah sakit) enggak tinggi,” kata Budi usai Rakornas Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Tahun 2023 di Jakarta, Kamis, (26/1/2023).

Kemarin, Budi menyebut, di DPR dirinya telah mengumumkan kasus COVID Kraken yang berasal dari warga negara asing (WNA) asal Polandia yang berkunjung ke Indonesia.

WNA tersebut masuk ke Indonesia melalui Jakarta pada 6 Januari 2023. Kemudian, ke Balikpapan pada 7 Januari. Atas temuan kasus ini, Kemenkes sedang menelusuri kontak erat pasien tersebut.

Budi menyebut Kraken ini adalah cicit dari Omicron, BA.1 dan BA.1.5, dari BA.5 kemudian XBB. Meski virus ini terus bermutasi, Budi mengklaim imunitas masyarakat relatif lebih baik.

“Selama populasi kita baik, terutama yang orang tua yang punya komorbid itu imunitasnya masih tinggi, Insya Allah kalau ada varian baru bisa tertangani,” ujarnya.

Saat ini Budi menyebut COVID Kraken menyebabkan sedikit kenaikan kasus di Amerika Serikat (AS). Di Eropa, naik karena BA.5, sementara di Jepang dan Cina naik karena BQ.1 dan XBB. Tapi Indonesia tidak mengalami kenaikan kasus saat gelombang anak dan cucu varian dari Omicron.

“Karena imunitas populasi kita baik, hasil sero survei kita baik. Oleh karena itu pesan saya ke masyarakat tidak usah panik kalau di dalam ruangan padat merasa batuk atau lihat temannya batuk-batuk langsung pakai masker. Itu seperti influenza diare TBC (Tuberculosis) dan DBD (Demam Berdarah Dengue),” tuturnya.

Di sisi lain, Budi juga tetap menyarankan masyarakat menggunakan masker dalam kondisi yang padat. Lalu, orang tua dan orang dengan komorbid alias penyakit bawaan juga dianjurkan segera booster.

Sekarang, program vaksinasi booster kedua sudah dimulai dan menurut Budi sejauh ini masih gratis. Tapi Budi tak menutup kemungkinan bahwa pemerintah akan mengubahnya jadi berbayar, sebagai bagian dari strategi pandemi menuju endemi.

“Intinya, intervensi pemerintah yang mengatur-atur masyarakat akan kami kurangi.  Supaya partisipasi masyarakat atas kesadaran sendiri itu boleh ditingkatkan obat-obatan vaksinnya ada,” kata mantan Wakil Menteri BUMN ini.