
JAKARTA, Eranasional.com – Ketua Sub-Penyedia Air Besih Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Elisabeth mengungkapkan telah terjadi penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta Selatan.
Kata Elisabeth, penurunan muka tanah ini tidak disadari oleh warga Jaksel.
“Tren penurunan permukaan tanah di Jaksel sudah ada. Warga Jaksel tidak menyadari ini, karena isunya hanya di Jakarta Utara saja,” kata Elisabeth, Kamis (30/8).
Elisabeth menunjukkan contoh yaitu dulu kita mengambil melalui sumur timba. Seiring waktu berjalan, sumur timba diganti dengan sumur pompa agar bisa menyedot air dari dalam tanah.
“Berarti kan ada penurunan yang tidak kita sadari. Hal itu yang secara kasat mata tidak disadari,” ujarnya.
Akibat penurunan muka tanah ini dampaknya terhadap kondisi fisik rumah, seperti keretakan di lantai maupun bangunan. Karena itu pihaknya akan mensosialisasikan kepada masyarakat.
Pemprov DKI, kata Elisabeth, tengah mengupayakan cakupan pipanisasi hingga 100 persen pada 2030. Dengan begitu, penyedotan air tanah dapat diminimalkan.
“Ada upaya-upaya Pemprov DKI dalam pengembangan air bersih terkait dengan jaringan perpipaan dan cakupan pelayanan 100 persen. Selain itu upaya reservoal komunal, ada juga program pengembanan SPAM dengan peningkatan sumber-sumber eksisting, dan program-program alternative yaitu mengenai ketahanan air di Jakarta,” ungkapnya.
Dia juga mengajak masyarakat melakukan konservasi air dengan memakai air secara efisien dan efektif. Selain itu, mengimbau masyarakat membuat kolam resapan di rumahnya masing-masing.
“Mungkin kita mikirnya, biarin saja cuma 10 detik doang dinyalain. Padahal 10 detik itu berarti berapa? Misalnya, 1 liter per detik satu orang, penduduk Jakarta ada 10 juta. Berarti yang terbuang dengan sia-sia 10 juta per liter per detik karena kita tidak mematikan pada saat kita tidak menggunakan air. Efeknya apa, supllply air untuk kita jadi terbatas,” terang Elisabeth.
“Kemudian membuat resapan di rumah masing-masing. Fungsinya sebagai konservasi air tanah supaya tidak habis airnya,” sambungnya.