Sumber foto (dok.satwapres).

Jakarta, eranasional.com : Siapa yang bisa menolak laju masuknya era Revolusi Industri 4.0 ?. Bahkan, para khatib yang bertugas untuk menyampaikan pesan-pesan baik keagamaan, disebut-sebut tidak boleh tertinggal akan laju era Revolusi Industri 4.0. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Presiden, Ma’ruf Amin.

Wapres menyebut, selain melestariakn dakwah akan Islam yang penuh rahmat bagi alam semesta, juga diperlukan kompetensi SDM khatib yang disebutnya sebagai “Digitaliyyin” (orang-orang yang memanfaatkan alat digital).

“Akan dibangun selain memiliki kompetensi, memiliki komitmen, memiliki semangat untuk membangun keutuhan dan membangun sumber daya manusia, tetapi juga menjadi khatib yang “Digitaliyyin”,” ujar Wapres dalam Rapat Kerja Nasional dan Halaqah Ikatan Khatib Dewan Masjid Indonesia (IK-DMI), Jumat (14/2/2020) di Jakarta.

Menurut Wapres, khatib yang “digitaliyyin” sendiri berarti adalah seorang khatib yang mampu menyampaikan pesan-pesan melalui komunikasi digital secara luas.

“Iya, kalau industri 4.0, berarti itu digitalisasi. Memang kita juga yang mampu menyampaikan pesan-pesan bukan hanya di atas mimbar. Tapi, juga bisa menyampaikan melalui komunikasi digital, pesan-pesan itu bisa disampaikan lebih luas,” terangnya.

Wapres menekankan, penyebaran pesan melalui digitalisasi diharapkan pula dapat menyasar, mereka yang beraktifitas di luar masjid.

“Jadi, kita kalau di masjid itu kan memang orang yang sudah sudah mau salat, udah salat. Tapi, ada juga yang belum salat. Islam ya Islam, tapi salat belum. Menjadi sasaran kita makanya bisa menyampaikan pesan-pesan (melalui digitalisasi),” imbuh Wapres.

Sementara, sekitar 10 ribu khatib akan mengikuti sertifikasi yang diadakan oleh IK-DMI pada 2020.

(Fyan/red).