Foto: ilustrasi

JAKARTA – Kasus baru Corona di Indonesia menyentuh angka 12 ribu. Jumlah ini jadi rekor terbanyak kasus baru dibandingkan beberapa pekan sebelumnya.

Melonjaknya kasus baru di atas 10 ribu terakhir kali tercatat pada 7 Februari dengan 10.827 kasus. Setelah itu tren cenderung menurun bahkan sempat menyentuh posisi terendahnya pada 15 Mei 2021 dengan 2.385 kasus.

Sebelumnya, kondisi ini sudah diprediksi para ahli tentang lonjakan Covid-19 kasus usai masa libur Idul Fitri di pertengahan Mei lalu. Meski sudah diantisipasi, ledakan kasus Corona di Indonesia tetap tidak terbendung.

Jika tak ada containment, tidak ada pengendalian yang tepat dan cepat saya bisa katakan 2 minggu sampai 1 bulan lagi kita sudah akan kolaps,” kata Kabid Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Dr Masdalina Pane dikutip dari detikcom.

Dijelaskan Pane, penambahan kapasitas tempat tidur bukan solusi atau jalan keluar mengatasi membludaknya keterisian tempat tidur pasien COVID-19. Pemerintah perlu menjalankan komunikasi risiko efektif dan tegas mengawal penerapan protokol kesehatan.

Pane mengingatkan, cara agar Indonesia selamat dari Corona agar memberi perhatian khusus pada 3T (testing, tracing, treatment) untuk mencari kasus Covid-19. Selain itu peran masyarakat terhadap kepatuhan protokol kesehatan tidak boleh diabaikan.

“Yang harus dilakukan adalah containment di hulu jadi bagaimana caranya agar masyarakat itu tetap mematuhi protokol kesehatan tapi tracingnya kuat,” tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan penting bagi pemerintah untuk gerak cepat membangun RS darurat Covid-19. Jika tahapannya jelas, beberapa rumah sakit besar bisa khusus menangani pasien kritis Covid-19 sehingga risiko kolaps terminimalisir.

Dia berpendapat, perlu adanya perawatan pasien Corona yang berjenjang. Meski diakuinya di beberapa wilayah sudah tersedia, ia ingin hal demikian terus dimasifkan.

“Sehingga mereka bisa segera ditangani sejak awal di rumah, dan dilakukan isolasi karantina, kemudian juga dibuat penguatan sistem rujukan jadi jangan sampai dikit-dikit ya ke rumah sakit,” pungkasnya.