JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui adanya kasus Covid-19 di lingkungan sekolah di Indonesia.

Namun, berdasarkan hasil surveilans atau pengamatan, jumlah kasus Covid-19 di sekolah relatif sedikit.

“Datanya menunjukkan memang ada beberapa sekolah yang kena (Covid-19). Artinya ada kasus konfirmasi, tapi jumlahnya relatif sedikit,” kata Budi dalam konferensi pers daring, Senin (1/11/2021).

“Apalagi yang kasus-kasus terkonfirmasinya di atas 5 persen, positivity rate-nya by sekolah kita datanya juga sudah ada,” tuturnya.

Budi mengatakan, data tersebut sudah pihaknya bagikan ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Nantinya, Satgas Penanganan Covid-19 dapat melihat secara rinci hasil tes antigen maupun PCR setiap murid yang dinyatakan positif virus corona.

Laporan serupa juga akan disampaikan Kemenkes ke Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepala Dinas Kesehatan setempat, bupati, hingga wali kota. Hal ini supaya seluruh pihak dapat ikut melakukan pemantauan kasus Covid-19 di sekolah.

“Dengan demikian, kalau ada lonjakan-lonjakan dini dari kasus di level kelas tertentu kita bs tutup kelasnya saja,” ucap Budi.

Budi mengatakan, jika ditemukan penyebaran kasus Covid-19, maka pihak sekolah wajib melakukan penutupan selama 14 hari. Kegiatan belajar mengajar dilanjutkan secara daring.

Sementara, sekolah yang tak didapati kasus virus corona diizinkan tetap menggelar pembelajaran tatap muka.

Setelah ditutup 14 hari sekolah tersebut dapat dibuka kembali dengan catatan melakukan perbaikan implementasi protokol kesehatan pencegahan virus corona.

“Dengan demikian kita akan bisa mengendalikan pandemi ini tapi tetap beraktivitas secara normal karena pendidikan tatap muka ini penting sekali,” kata Budi.