Dirinya diketahui dilaporkan oleh Koalisi Ulama, Habaib, dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA) ke Pusat Polisi Militer TNI AD (Puspomad).
Laporan itu terjadi pada Jumat (28/1/2022) lalu.
“Silakan saja laporkan, nggak masalah,” kata Jenderal Dudung saat coffee morning di Mabes AD, Jakarta, Senin (7/2/2022).
Dudung juga meminta kepada Komandan Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Danpuspomad) Letjen Chandra Warsenanto Sukotjo mengambil foto satu per satu para pelapor.
“Saya bilang kemarin ke Danpuspomad, silakan datang, cek siapa koalisi itu. Orang-orang itu siapa saja. Nanti kalau datang, difoto satu-satu mukanya, biar kita tahu siapa mereka,” terangnya.
Mantan Pangkostrad ini enggan menanggapi lebih jauh perihal pelaporan berkaitan dengan pernyataan ‘Tuhan Bukan Orang Arab” yang dianggap menyinggung umat agama tertentu.
Pernyataan Dudung ini diungkapkan saat menjadi bintang tamu di satu acara bincang-bincang di YouTube.
“Bagi saya masih banyak pekerjaan-pekerjaan yang strategis. Bagaimana membantu pemerintah pusat, bagaimana mensejahterakan masyarakat, bagaimana mensejahterakan prajurit, itu yang penting bagi saya sekarang,” katanya.
KSAD meyakini perkataannya itu tidak bermaksud menistakan agama.
Ia juga mengatakan pernyataan itu persis dengan yang disampaikan tokoh intelektual muslim Ainun Najib alias Cak Nun.
“Dulu Ainun Najib ngomong begitu nggak jadi persoalan karena Dudung yang ngomong dicecar. Ainun Najib kan ngomong gitu, karena Dudung ini kan diserang kelompok-kelompok itu,” ujar Dudung.
Jenderal Dudung menyebut kelompok yang melaporkannya adalah kelompok kecil.
“Kelompok itu kecil sebetulnya, tapi nyaring bunyinya. Kita hadapi di Jakarta nggak ada juga yang berani. Tidak serta merta saya hanya turunkan baliho, keselamatan bangsa ini tetap harus kita jaga,” tambahnya.
Tuhan Bisa Semua Bahasa
KSAD Dudung mengatakan Tuhan mengerti bahasa apapun yang diucapkan umat Nya.
Jenderal Dudung mengatakan dirinya juga menggunakan bahasa Arab saat berdoa.
Tetapi ada kalanya ia berdoa memakai bahasa Indonesia.
“Waktu di Deddy Corbuzier, saya sampaikan saya berdoa pakai bahasa Indonesia,” tutur Dudung.
“Teman-teman juga misalkan Ya Tuhan anak saya hari ini ujian semester, mohon diberikan ketenangan, semoga bisa menyelesaikan persoalan itu dengan baik dan nilainya bagus. Bahasa Arab nya apa? kan kita nggak tahu,” lanjutnya.
Dudung menekankan pernyataan tersebut karena Tuhan mengerti semua bahasa.
“Kalau kita pakai bahasa Indonesia, Allah, Tuhan itu mengerti, karena Allah tahu bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Ambon, bahasa Inggris aja Allah tahu,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Dudung Abdurachman membantah tudingan dirinya telah memusuhi Islam.
Menurutnya, anggapan oleh kelompok tertentu itu sama sekali tidak benar.
“Saya ini pernah santri. Ada orang mengatakan saya musuhi Islam, itu enggak benar, salah. Saya santri, saya tidak pernah lewat salat lima waktu, tidak pernah lewat berpuasa,” kata Dudung saat coffee morning di Mabes AD, Jakarta, Senin (7/2/2022).
Jenderal Dudung menegaskan tuduhan itu salah besar.
Ia menilai seharusnya masyarakat memerangi kelompok yang mencoba mengancam persatuan NKRI.
KSAD bahkan selalu memberikan kultum di masjid-masjid saat kunjungan daerah.
“Jadi saya sering kultum. Saya sering menyampaikan, kalau belajar, mempelajari agama itu jangan terlalu mendalam kalau tidak ada ustaznya, tidak ada kiainya, tidak ada gurunya,” tutur Dudung.
Ia menyayangkan kalimatnya (di sebuah video–red) dipotong menjadi “kalau belajar agama jangan terlalu mendalam”.
“Makanya kalau saya sampaikan kebenaran sekalipun itu jadi persoalan,” imbuhnya.
Mantan Pangkostrad ini menilai, ada kelompok-kelompok yang memiliki agenda tersendiri atas kedaulatan negeri.
Mereka menggiring opini agar pernyataannya selalu salah di mata masyarakat.
KSAD memandang pihak-pihak yang dimaksud berlindung dibalik alasan agama.
“Kalimat sejelek apapun kalau bungkusannya agama tidak jadi soal. Ada caci maki dan segala macam, ini yang kita waspada sebab ini membudaya,” jelas dia.
Pelapor Minta Jadwal Ulang
Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Danpuspomad) Letnan Jenderal Chandra Warsenanto Sukotjo menyampaikan pelapor KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman meminta penjadwalan ulang pemeriksaan.
Sedianya, tim penyidik Puspomad akan memeriksa pelapor pada Jumat (4/2/2022).
“Pelapornya minta dijadwal ulang. Seharusnya hari Jumat kemarin,” ujar Chandra.
Setelah meminta jadwal ulang, kini tim penyidik Puspomad tengah mengatur jadwal pemeriksaan berikutnya kepada pihak pelapor.
“Sedang diatur jadwal barunya,” kata jenderal bintang tiga tersebut.
Chandra menambahkan, setelah pemeriksaan terhadap pelapor, tim penyidik berikutnya akan meminta keterangan saksi.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan