“Stok minyak goreng yang siap didistribusikan kepada masyarakat sampai akhir bulan Februari adalah sekitar 715 ribu liter,” katanya, dikutip Antara, Jakarta, Jumat (25/4).
Langkah ini, kata Erick Thohir, sebagai upaya Kementerian BUMN mendukung upaya pemerintah menstabilkan harga minyak goreng. Salah satunya dengan menjaga ketersediaan pasokan minyak goreng.
“Kementerian BUMN berkomitmen mendukung upaya pemerintah menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan stok minyak goreng,” jelasnya.
Menurut dia, hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab BUMN. Tak hanya menjalankan fungsi korporasi, juga wajib melayani masyarakat dengan baik.
Sebelumnya Erick Thohir mengungkapkan BUMN menggelar operasi pasar tambahan untuk minyak goreng sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo.
Anak usaha Holding Perkebunan, PT Industri Nabati Lestari (INL), tengah mengembangkan produksi turunan CPO. Erick menyampaikan kemasan sederhana INL ini baru dikembangkan saat harga minyak melambung tahun lalu.
Harga minyak INL sesuai harapan pemerintah yakni Rp14.000 per liter yang tersedia dalam dua kemasan yakni 450 ml dan 900 ml. BUMN harus memanfaatkan momentum dengan mulai mengenalkan kemasan sederhana khusus untuk pasar tradisional dengan brand INL.
Mulai Januari 2022, BUMN telah memiliki tiga produk minyak dengan segmentasi berbeda yakni Nusakita 100 persen price index dari market leader (bimoli), Salvaco (92-95 persen price index bimoli), dan kemasan sederhana INL 88 sampai 90 persen price index market leader/bimoli).
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan