Foto Ilustrasi.

SEMARANG, Eranasional.com- Tidak hanya dibayar Rp 120 juta, empat eksekutor yang melakukan percobaan pembunuhan terhadap Rina Wulandari juga diganjar satu unit mobil. Namun, mobil itu belum sempat dibawa karena ditinggal di rumah sakit oleh para pelaku setelah menerima uang imbalan atas penembakan tersebut.

“Kalau penembakan itu berhasil, akan diberi bonus jadi (total uang) Rp 200 juta. Tapi, baru dikasih Rp 120 juta plus mobil Yaris. Totalnya sekitar Rp 400 juta,’’ ungkap Kabidhumas Polda Jateng Kombespol Iqbal Alqudusy kepada Jawa Pos Radar Semarang kemarin (26/7). Mobil Yaris merah bernopol H 211 NA itu sempat terlihat di parkiran RS Hermina Banyumanik, tempat Rina dirawat setelah penembakan.

Tersangka Sugiono alias Babi, 34, warga Sayung, Kabupaten Demak, diperintah oleh Kopda Muslimin (bukan koptu seperti diberitakan kemarin) untuk menembak kepala Rina. Namun, si eksekutor mengaku tidak tega dan memilih menyasar perut korban. Karena tembakan pertama dirasa tidak memastikan, Muslimin memerintahkan untuk menembaknya lagi untuk kali kedua.

Sragen, tiga hari sebelum eksekusi. Senjata tersebut berjenis FN dan diduga rakitan. ’’Pasti akan dilakukan penelusuran soal asal senjata itu. Asalnya dari mana, masih didalami,’’ paparnya.

Selain Babi, tiga pelaku lainnya adalah Ponco, 26, warga Pedurungan; Supriono alias Sirun, 45, warga Genuk; dan Agus alias Gondrong, 43, warga Magetan. Mereka telah ditahan di Mapolrestabes Semarang.

Hingga kin, Polri yang bekerja sama dengan TNI terus melacak keberadaan Muslimin agar segera ditangkap. Berdasar informasi yang dihimpun, Muslimin dan keluarganya baru tiga bulan tinggal di Jalan Cemara III, Padangsari, Banyumanik.

Menurut warga sekitar, selama ini tidak terlihat pertengkaran hebat antara Muslimin dan Rina. ’’Kadang juga terlihat keluar bareng. Makanya saya juga heran, kok di berita dengar-dengar penyebabnya masalah asmara,’’ kata salah seorang sumber. (fjr)