JAKARTA – Polisi mengungkapkan alasan dua pelaku membuang jasad remaja FM (15) yang tewas dengan luka jerat di leher dibuang di daerah BSD, Serpong, Tangerang Selatan. Tempat itu dipilih pelaku lantaran kondisi jalan yang masih sepi.
“Karena daerahnya masih sepi, ya, karena kan malam, habis malam tahun baru, masih banyak hutan-hutan ataupun rumput-rumput di sana,” ujar Kasatreskrim Polres Tangsel AKP Aldo Primananda Putra di Polsek Pagedangan, Selasa (3/1/2023).
Aldo mengungkap, ide membuang korban di daerah BSD muncul dari tersangka kedua, S. Pelaku menyarankan membuang di daerah tersebut karena sepi dan tidak banyak warga yang lewat.
“Awal mulanya dari tersangka dua ini yang turut bantu kakaknya, ‘daerah pagedangan aja, masih sepi, enggak banyak warga’. Itu kan di sekitarnya banyak lahan-lahan kosong itu. Sekitaran Botanica,” tambah Aldo.
Aldo menuturkan pelaku utama berinisial I sempat kabur ke daerah Sepatan, Kabupaten Tangerang. Pelaku lalu mengunjungi rumah saudaranya untuk menitipkan motor korban yang dibawanya.
“Adiknya itu sempat kabur ke daerah Sepatan, itu di Tangerang Kabupaten, kemudian dia menitipkan kendaraan hasil 365 (pembunuhan) itu di tempat saudaranya,” kata Aldo.
Aldo mengatakan semua pelaku berdomisili di Kota Tangerang. Sedangkan korban adalah warga Medang, Kabupaten Tangerang.
“Kota Tangerang semua (pelaku). TKP (pembunuhan) di Kota Tangerang. (Korban) warga Medang,” kata Aldo.
Aldo menuturkan salah satu pelaku anak yang diamankan telah diserahkan ke Balai Pemasyarakatan. Nantinya pelaku akan ditangani dengan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).
“Pelaku anak tentu kita tangani seusai dengan SPPA, Sistem Peradilan Pidana Anak. Kita juga harus anak kan punya hak-hak yang juga harus kita penuhi juga, ” pungkasnya.
Sebelumnya, motif pembunuhan kepada FM telah diungkap. FM dibunuh oleh I dan S saat mereka saling ejek dalam kondisi mabuk.
Kapores Tangerang Selatan Kombes Sarly mengatakan awalnya korban dan pelaku mabuk di salah satu kos. Keduanya kemudian terlibat cekcok setelah korban mengejek orang tua pelaku berinisial I.
“Terjadi percekcokan mereka karena di ruang kos ada dua ruangan tamu dan ruang belakang. Ruang belakang inilah ada di situ korban inisial FM, tersangka inisial I. Mereka sambil minum kemudian terjadi percekcokan,” ujar Sarly dalam konferensi pers, Senin (3/1).
Dia mengatakan I diduga tidak terima dan mencekik korban. Menurutnya, korban masih bisa melawan. Pelaku kemudian mengambil tali sepatu yang digunakan sebagai kunci pintu untuk membunuh korban.
“Pertama cekik dengan tangan namun karena masih bisa berkutik ini korban dan melakukan perlawanan sehingga pelaku I ini mencari alat,” kata Sarly.
“Dia maju ke ruangan ke depan melihat ada tali sepatu yang diikatkan di pintu sebagai kunci tersebut kemudian dia mengambil tali, kemudian dari belakang dia langsung cekik korban,” tambahnya. **
Tinggalkan Balasan