Ilustrasi

JAKARTA, Eranasional.com – Gunung Kerinci kembali mengalami batuk-batuk alias erupsi pada Jumat (13/1) pukul 09.31 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 400 m di atas puncak (± 4.205 m di atas permukaan laut), Kolom abu berwarna kelabu, dengan intensitas tebal ke arah utara.

Terkait hal ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau masyarakat di Kerinci

“Pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki kawah yang ada di puncak Gunung Kerinci, dalam radius 3 km dari kawah aktif. Masyarakat dilarang beraktivitas di  alam radius bahaya/Kawasan Rawa Bencana (KRB) III),” Jelasnya

Jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci harus dihindari. Karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu, dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan

Sementara itu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memastikan infrastruktur bandara masih aman setelah erupsi Gunung Kerinci di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi dan Solok Selatan, Sumatera Barat pada Rabu, 11 Januari 2022.

Bahkan operasional penerbangan di bandara terdekat dari Gunung Kerinci dalam kondisi normal.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk mendapatkan informasi update perkembangan erupsi Gunung Kerinci. Sampai saat ini infrastruktur dan jalur penerbangan di bandara terdekat dengan sumber erupsi masih normal,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Jumat, (13/1)

Berdasarkan informasi dari Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tidak ada bandara dan jalur penerbangan yang berada di dalam zona sebaran erupsi Gunung Kerinci. Menurut Kristi, Bandara Depati Parbo yang merupakan bandara terdekat dari sumber letusan juga masih beroperasi normal.

“Saat ini, kondisi bangunannya dalam kondisi normal dan akan terus dilakukan monitoring intensif serta penyiapan langkah-langkah kontingensi sesuai ketentuan yang berlaku,” ucapnya