Gubernur Papua, Lukas Enembe, resmi memakai rompi tahanan untuk menjalani pemeriksaan, seusai menjalani pembantaran penahanan menjalani perawatan kesehatan, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, tiba di gedung KPK, Jakarta, Kamis, 12 Januari 2023 (Foto/ISTIMEWA).

JAKARTA – Istri dan anak Gubernur Papua Lukas Enembe, Yulce Wenda dan Astract Bona Timoramo Enembe, menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi pada hari ini, Rabu, 18 Januari 2023. Mereka diperiksa sebagai saksi terkait kasus suap yang menjerat Lukas.

Keduanya menjalani pemeriksaan selama sekitar enam seperempat jam. Mereka enggan menjawab pertanyaan yang diajukan wartawan yang telah menunggunya sejak pagi.

Yulce dan Bona mendapatkan gempuran pertanyaan dari wartawan yang telah menunggunya di pintu loby Gedung Merah Putih KPK.

Selain soal kasus korupsi yang menderat Lukas, ada juga pertanyaan soal dugaan aliran dana dari politikus Partai Demokrat tersebut kepada kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Bona hanya menggelengkan kepalanya saat mendapat serbuan pertanyaan tersebut. Dia dan ibunya terus bungkam hingga memasuki mobil yang membawa mereka meninggalkan Gedung Merah Putih KPK.

Lukas Enembe terjerat kasus suap pembangunan sejumlah proyek di Papua. KPK telah menetapkannya sebagai tersangka sejak beberapa bulan terakhir.

Akan tetapi Lukas sempat menolak panggilan KPK untuk menjalani pemeriksaan dengan alasan sakit. Penolakan Lukas terhenti setelah tim penyidik KPK menangkapnya pada 10 Januari 2023 di sebuah restoran di Jayapura, Papua. Setelah itu, Lukas pun diterbangkan ke Jakarta dan menyandang status sebagai tahanan.

Selain Lukas, KPK juga telah menetapkan pemilik PT Tabi Bangun Papua, Rijantono Lakka, sebagai pemberi suap. Dia disebut memberikan uang sebesar Rp 1 miliar kepada Lukas agar perusahaanya memenangkan tender sejumlah proyek pembangunan jangka panjang.

PT Tabi Bangun Papua disebut mendapatkan tiga buah proyek jangka panjang dengan total nilai Rp 41 miliar. LUkas dan sejumlah pejabat di Pemerintah Provinsi Papua kabarnya juga dijanjikan mendapatkan 14 persen keuntungan dari proyek tersebut setelah dipotong pajak.

Soal dugaan adanya aliran dana dari Lukas kepada KKB di Papua mencuat setelah seorang penangkapan Anton Gobay oleh kepolisian Filipina.

Anton yang berasal dari Papua disebut tertangkap saat melakukan transaksi pembelian senjata laras panjang ilegal. Anton diakui sebagai anggota West Papua Army (WPA)

Foto Anton bersama Lukas Enembe pun beredar luas. Kuasa hukum Lukas, Petrus Bala Pattyona, membantah kliennya memiliki hubungan dengan KKB.

Meskipun demikian, dia tak menutup kemungkinan bahwa Anton Gobay merupakan salah satu orang yang mendapatkan bea siswa untuk bersekolah di luar negeri dari Pemprov Papua.

“Jadi menurut perkiraan saya Anton Gobay itu merupakan mahasiswa yang mendapat program belajar ke luar negeri. Karena pemerintah Papua ada program seperti itu,” ujar Petrus saat ditemui seusai mendampingi pemeriksaan kliennya di Gedung Merah Putih KPK pada Kamis, 12 Januari 2023.

Meskipun demikian, Petrus menyatakan bahwa kliennya tak tahu dengan tindakan kriminal yang dilakukan Anton. Dia menyatakan Lukas tak hafal secara satu persatu siapa saja yang menerima bea siswa tersebut.

Anton Gobay sendiri telah membantah soal foto tersebut. Dia menyatakan tak pernah berfoto dengan Lukas Enembe.

Dia menyatakan foto yang beredar luas tersebut merupakan editan. Anton pun mengancam akan mempidanakan masalah ini karena telah mencemarkan nama baiknya.

“Saya tidak pernah berfoto dengan Bapak Lukas Enembe Gubernur Papua. Saya memang pilot tapi saya tidak pernah berfoto dengan dia,” kata Anton melalui video yang viral pada Senin 16 Januari 2023.

KPK juga telah sejumlah aset yang dimiliki Lukas Enembe sebagai barang bukti. Di antaranya ada berupa emas batangan, perhiasan berharga, serta kendaraan mewah. Selain itu, komisi antirasuah juga telah memblokir akun rekening Lukas Enembe senilai Rp.76,2 miliar.

Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan beberapa waktu lalu juga menyatakan adanya aliran tidak wajar dari rekening Lukas Enembe dan keluarganya. Diantaranya adalah transfer senilai Rp.560 miliar ke rumah judi Marina Bay Sands di Singapura. **