Terdakwa Bharada Richard Eliezer menjalani sidang duplik atas pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, (2/2/2023). (Foto: ISTIMEWA)

JAKARTA, Eranasional.com – Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo membuat sejumlah skenario untuk menutupi Kasus pembunuhan Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Namun upaya tersebut gagal bahkan sejumlah anak buahnya terseret dalam kasus tersebut dan harus menjalani proses hukum.

Merasa dikelabuhi atasannya, sejumlah bawahan Ferdy Sambo mengungkapkan kekecewaannya selama persidangan. Berikut rangkumannya:

1. Richard Eliezer (Bharada E)

Richard Eliezer Pudihan Lumiu atau Bharada E merupakan eksekutor utama yang melakukan penembakan terhadap Brigadir J. Eliezer merupakan salah satu terdakwa yang merupakan bawahan Ferdy Sambo yang diperintah mengeksekusi Brigadir J dan dia mengungkapkan kekecewaannya pada sang atasan tersebut.

Pada persidangan pembacaan pledoi pada 25 Januari 2023 lalu, Eliezer membacakan nota pembelaan yang berjudul ‘Apakah Harga Kejujuran Harus Dibayar 12 Tahun Penjara?’.

Ia merasa dirinya dibohongi dan diperalat oleh Ferdy Sambo sebagai eksekutor dalam pembunuhan Brigadir J tersebut. Selain itu, Eliezer mengungkap bagaimana hancur mental dan perasaan dirinya setelah menjalani serangkaian kejadian penembakan tersebut.

“Saya yang hanya seorang prajurit rendah berpangkat Bharada yang harus mematuhi perkataan dan perintahnya, ternyata saya diperalat, dibohongi dan disia-siakan, bahkan kejujuran yang saya sampaikan tidak dihargai, malahan saya dimusuhi,” ungkapnya.

2. Hendra Kurniawan

Mantan Kepala Biro Paminal Mabes Polri Hendra Kurniawan juga ikut serta menjadi tersangka dalam rangkaian kasus pembunuhan Brigadir J tersebut. Ia menjadi tersangka dalam kasus perintangan penyidikan atau obstruction of justice karena diduga telah menghancurkan barang bukti penting berupa rekaman CCTV.

Hendra dalam persidangan sebagai saksi pada persidangan yang digelar pada 29 Desember 2022 mengungkapkan kekecewaannya pada Ferdy Sambo.

Pada mulanya, ia mengatakan tidak mengetahui apapun tentang kejadian yang sebenarnya dari penembakan tersebut. Hendra mengaku dirinya dimanipulasi oleh Ferdy Sambo sehingga ia mempercayai skenario palsu yang dibuatnya.

Bahkan, dia pun secara tegas menyebutkan tidak akan menuruti perintah Sambo bila mengetahui Brigadir J sengaja dibunuh oleh Sambo.

“Tidak saya lakukan. Kalau tahu fakta yang sebenarnya, kita kena prank. Tidak akan saya lakukan,” ucap Hendra saat memberikan keterangan pada majelis hakim.

3. Arif Rachman Arifin

Arif Rachman Arifin merupakan mantan perwira menengah pada korps Pelayanan Markas Mabes Polri. Sebelum kasus Brigadir J terjadi, Arif merupakan Wakil Kepala Detasemen B Ropaminal Divisi Propam Polri.

Dia pun pernah merasakan sejumlah jabatan yang mentereng seperti Kapolres Karawang pada tahun 2019 dan Kapolres Jember pada 2020.

Pada perkara pembunuhan Brigadir J, Arif menjadi terdakwa dalam kasus perintangan penyidikan. Kekecewaan Arif Rachaman disampaikan oleh sang istri Nadia Rahma dalam persidangan pledoi pada 3 Februari 2023. Nadia merasa Ferdy Sambo telah menjerumuskan suaminya sehingga Arif Rachman dipecat oleh Polri akibat tindakannya tersebut.

“Saya rasa bukan hanya menghancurkan karier, tapi menghancurkan kehidupan, baik suami dan juga keluarganya semua saya rasa semua hancur adanya kasus ini,” kata Nadia sambil menangis saat ditemui di Pengadilan Negeri jakarta Selatan.

4. Chuck Putranto

Bersama dengan Hendra dan Arif, Chuck Putranto menjadi terdakwa dalam persidangan perintangan penyidikan. Chuck merupakan mantan Koordinator Asisten Pribadi Kadiv Propam Polri waktu dijabat oleh Ferdy Sambo.

Dalam persidangan pledoi pada 3 Februari 2023, Chuck mengungkapkan kekesalannya kepada Ferdy Sambo. Pasalnya, Chuck merasa mantan atasannya tersebut telah memanfaatkan loyalitas dirinya untuk melakukan perbuatan melanggar hukum.

“Apa yang telah saya alami dan hadapi sampai dengan saat ini saya meyakini sudah menjadi kehendak dan ketetapan dari Allah SWT, tetapi di satu sisi saya sangat kecewa karena ternyata loyalitas saya dimanfaatkan demi kepentingan pribadi yang berdampak sangat besar terhadap anak istri keluarga dan karier saya,” ungkap Chuck.