Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. (Foto: Istimewa)

Bagi dirinya, salah satu yang bisa dilakukan oleh Indonesia untuk membela Palestina, adalah memperkuat internasionalisme.

“Pertama-tama yang harus diperbuat adalah internasionalisme dan multilateralisme. Dan ini merupakan mandat dari proklamasi, dari para bapak pendiri bangsa. Kita tidak harus berpikir tentang Indonesia, kemudian berpikir parsial dari kepentingan kelompok-kelompok tertentu atau negara-negara tertentu saja di dunia ini,” ucap Gus Yahya.

“Tapi berangkat dari kepentingan semuanya, posisikan Indonesia sebagai bagian dari platform internasional dan multilateral yang ada, yang merupakan wujud dari kepentingan bersama,” sambungnya.

Mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. (Foto: Istimewa)

Baginya menolak Timnas Israel ke Indonesia tak akan berguna bagi Palestina. Dia memilih mendukung kemerdekaan Palestina lewat jalur mengembangkan posisi Indonesia melalui FIFA.

“Kalau soal FIFA ini, kalau kita cuma menolak Israel jangan datang, setelah itu tidur, apa gunanya buat Palestina? Enggak ada gunanya juga. Tapi kalau kita kembangkan positioning Indonesia melalui FIFA sehingga kita betul-betul mempunyai posisi moral yang meningkat untuk terus mengartikulasikan arah dari solusi Palestina, nah itu saya kira lebih konstruktif daripada sekadar protes, tidur, protes, tidur, enggak ada gunanya,” pungkasnya.