Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20. (Foto: Instagram)

JAKARTA, Eranasional.com – Jurnalis asal Inggris mengungkapkan penyebab FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, salah satunya karena kondisi lapangan.

Hal itu disampaikan melalui akun Twitter pribadinya, @RobHarris yang dikutip, Senin (3/4/2023).

“FIFA merasa bahwa Indonesia tidak akan siap (menggelar Piala Dunia U-20) berdasarkan kunjungan lapangan,” tulis Rob Harris di akun Twitternya.

“Itu menjadi salah satu faktor penyebab pembatalan Piala Dunia U-20 di sana (Indonesia), sementara pembicaraan tentang partisipasi Israel berlangsung,” lanjutnya.

Rob Harris adalah jurnalis sport dari kantor berita Associated Press (AP). Dia kerap mengungkap berbagai bocoran untuk kasus olahraga besar dalam laman media sosialnya.

Marselino Ferdinan, pemain timnas Indonesia yang akan berlaga Piala Dunia U20. (Foto: Instagram)

Ia membocorkan soal Piala Dunia U-20 belum mendapatkan konfirmasi. Namun, apa yang disampaikan Rob memberi sudut pandang sendiri atas pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah.

Sebelumnya kasus penolakan atas Israel dianggap sebagai alasan pencopotan. Sedangkan dalam surat FIFA, ada juga yang mengaitkan pencoretan itu dengan Tragedi Kerususuhan Kanjuruhan, Malang.

Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20. (Foto: Instagram)

Disebutkan, bahwa FIFA telah memutuskan untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 karena keadaan saat ini.

Pernyataan tersebut memunculkan spekulasi dari berbagai pihak hingga akhirnya menjadi polemik dalam beberapa waktu terakhir.

Penyebab pasti yang membuat FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 hingga saat ini masih menimbulkan tanda tanya. Dalam keterangan resminya, FIFA tidak menjelaskan secara detail.

Inspeksi Stadion oleh FIFA

Sebelum mencoret Indonesia, FIFA telah melakukan inspeksi ke enam stadion yang ditunjuk PSSI untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-20 pada 21-27 Maret 2023. Inspeksi terakhir itu bahkan masih berlangsung pada pekan pencoretan dilakukan.

Keenam stadion yang diinpeksi FIFA tersebut adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat, Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali, Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, dan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.

Stadion Manahan Solo. (Foto: Net)

FIFA mengawali inspeksi stadionnya di SUBGK pada 22 Maret 2023. Hasilnya melahirkan rekomendasi agar lapangan latihan masih perlu disesuaikan dan tambahan fasilitas pendukung.

Selanjutnya FIFA mendatangi Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang pada 23 Maret 2023 dan dilanjutkan ke Stadion Si Jalak Harupat Bandung pada 24 Maret 2023.

Kepala Dinas Kabupaten Bandung Kawaludin mengatakan proses perbaikan sudah mencapai 90 persen.

Stadion Manahan Solo pada 25 Maret dan Gelora Bung Tomo Surabaya pada 26 Maret 2023 jadi tempat selanjutnya yang dikunjungi FIFA.

Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20. (Foto: Instagram)

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan FIFA melakukan pengecekan ke beberapa fasilitas stadion.

“Jadi, seperti itu tadi yang kami diskusikan. Ada perubahan-perubahan sedikit, akan tetapi bukan mayor. Hal-hal kemarin sudah disampaikan FIFA ke kami. Jadi kami lebih kepada penyesuaian-penyesuaian saja setelah itu,” kata Wiwiek.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta Rini Kusumandari menjelaskan FIFA telah mengecek lapangan dan tribune media.

“Soal rumput stadion untuk lapangan pertandingan sudah aman dan tribune media juga sudah selesai. FIFA menyebut tak ada masalah, tapi rekomendasinya secara resmi belum disampaikan dari FIFA,” jelasnya.

Stadion terakhir yang ditinjau FIFA adalah Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali pada 27 Maret 2023. FIFA Team Project Venue Management Christian Schmolzer mengatakan pihaknya memeriksa manajemen dan keamanan stadion, marketing dan kompetisi, media, penyiaran, IT, dan teknologi, serta operasional pengunjung dan akreditasi.

“Kami datang langsung ke sini untuk mengecek dan mengonfirmasi dengan LOC serta otoritas setempat tentang beberapa hal, di antaranya tata kelola stadion, alur keluar masuk, dan area parkir,” ujar Christian Schmolzer.