ERANASIONAL.COM – “Guru merupakan aktor dominan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Dengan alasan yang logis, perubahan dan pengembangan kurikulum untuk penyesuaian tuntunan zaman. Kurikulum penting, namun tak kalah penting bagaimana strategi membelajarkan dan spiritnya kepada peserta didik”.

Kesiapan dan Kompetensi Tenaga Pendidik

Tak bisa dipungkiri nahwasanya pendidikan memerlukan adanya sistem pendidikan. Sistem pendidikan tersebut yang akan mengarahkan dan mengembangkan ke aspek yang multidimensi. Dengan demikianlah jelas perlu adanya suatu kurikulum pendidikan. Secara singkat kurikulum memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. Dengan kurikulum, diharapkan peserta didik mampu berbekal pengetahuan, keterampilan, sikap, maupun keahlian untuk beradaptasi. Sehingga bisa bertahan hidup dalam lingkungan kian berubah.

Suatu alasan yang logis, perubahan dan pengembangan kurikulum untuk penyesuaian dengan tuntunan zaman. Bukan semata-mata dan tidak bertuan, perubahan ini berdasarkan rujukan dari suatu survei internasional perihal kemampuan siswa di Indonesia. Salah satu dari survei tersebut yaitu “Trend in International Math and Science” yang dilakukan oleh Global Institute beberapa tahun lalu. Berdasarkan survei tersebut, siswa Indonesia yang mampu mengerjakan soal berkategori tinggi dengan penuh penalaran hanya sebesar 5 persen saja. Bisa dibayangkan.

Kita bisa ambil makna yang sederhana saja, dengan adanya pengembangan Kurikulum 2013 ini akan menitikberatkan pada penyederhanaan, pendekatan tematik integrative yang masih dilatarbelakangi oleh beberapa permasalahan pada Kurikulum 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Diharapkan dengan adanya pengembangan kurikulum merupakan suatu bentuk inovasi di dalam pendidikan. Selanjutnya yang lebih berperanan dalam pengimplementasian kurikulum yaitu tenaga edukasi atau guru. Lebih tepatnya lagi kita berbicara masalah kesiapan guru dalam pelaksanaan pengembangan Kurikulum 2013. Lebih terperinci lagi tentang kompetensi guru, komitmen, maupun tanggung jawab, serta kesejahteraan yang perlu ketat dijaga.

Kompetensi guru lebih menitikberatkan pada pembelajaran siswa yang menantang, memotivasi, menyenangkan, menginspirasi, dan memberi ruang siswa dalam menjalankan keterampilan yang berproses. Kurikulum penting, namun tak kalah penting bagaimana strategi membelajarkan dan spiritnya. “More important than the curriculum is the question of the methods of teaching and the spirit in which the teaching is given.”

Kurikulum Sebagai Peraga untuk Meningkatkan Pendidikan

Perubahan yang sedang berjalan diharapkan akan menjadi penyempurna subyek perubahan. Penyempurnaan yang telah matang diharapkan bisa menelurkan out put yang matang pula. Perubahan yang dipastikan bisa mengubah penyempurnaan. Banyak kalangan baik dari pelaku pendidikan maupun orangtua subjek pendidikan memerlukan banyak hal untuk persiapan adanya pelaksanaan Kurikulum 2013. Pengetahuan dan kompetensi tenaga pendidik atau guru tentang perubahan kurikulum bisa dibilang masih di permukaan saja, pemahaman teknis pengajaran masih jauh di bawah. Sehingga tanpa disadari dan tanpa adanya persiapan yang memadai bahkan mumpuni, perubahan struktur kurikulum yang potensial akan membuahkan kekacauan di tingkat sekolah.

Namun demikian, secara konvensial adanya kecenderungan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan selalu dikaitkan dengan adanya kesiapsiagaan sarana dan prasarana yang memadai. Lebih penting lagi kompetensi guru. Tidak selamanya benar memang. Adanya kurikulum merupakan komponen dominan. Diharapkan adanya kurikulum bisa dijadikan peraga yang fleksibel untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Adanya peningkatan kompetensi guru maupun tersedianya sarana dan prasarana pendidikan merupakan sumbangsih bagi peserta didik yang diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan yang terformat dalam kurikulum. Format dan rumusan ini pun pada Sistem Pendidikan Nasional masuk dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dengan pengertian, kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pelbagai aspek seperti sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

*Kepemimpinan Merupakan Faktor Keberhasilan*
Kalau kita tengok lebih dalam lagi, untuk memastikan supaya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tercapai maka perlu adanya kegiatan belajar dan mengajar dengan pelengkapan beberapa standar. Sebagai contohnya seperti: satandar isi, standar proses, standar pendidik maupun tenaga edukasian, standar sarana dan sarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, maupun standar evaluasi pendidikan. Tidak begitu saja mengacu pada standar tersebut. Semua standar ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah, tentunya.

Dengan adanya perubahan dan pengembangan pada Kurikulum 2013 yang merupakan bagian dari suatu usaha peningkatan mutu pendidikan yang sedang berjalan, bisa dijadikan bahan rujukan saat penerapan Kurikulum 2013. Tetap merupakan suatu kurikulum yang berbasis kompetensi. Namun demikian mengenai sistem pendidikan nasional mempunyai kerangka dasar dan struktur dasar maupun menengah yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan sendirinya satuan pendidikan seyogianya tetap harus beracuan pada kerangka dasar dan struktur dasar kurikulum dalam pengembangan kurikulumnya. Dalam praktiknya, pemerintah yang telah mengadakan uji publik dengan dihadirkannya Buku Babon dimaksudkan untuk standardisasi dalam pelaksanaan kurikulum.

Kepemimpinan kepala sekolah pada tingkat satuan pendidikan maupun kepemimpinan guru pada tingkat kelas di samping ketepatan perumusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), maupun kerangka belajar, dan struktur kurikulum itu sendiri merupakan faktor-faktor keberhasilan Kurikulum 2013. Guru merupakan aktor dominan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Karena guru secara langsung berhadapan dengan para peserta didik. Tentu saja dengan pendukung utama yaitu kepala sekolah supaya kurikulum tetap sebagai peningkat mutu pendidikan dasar dan menengah. Sebagai out put-nya, perubahan kurikulum adalah prosesi penyempurnaan mutu pendidikan, tak apa walaupun via tempo yang berjenjang. Wahai Generasi Penerus..! Budayakan membaca, Sehatkan KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar), Bersama Buku dan Guru, Kuasai dan Taklukkan Dunia! (Sulis Sutrisna)