Eranasional.com – Pengamatan Kepolisian Universitas Krisnadwipayana, Sahat Dio, memuji tindakan tegas yang dilakukan aparat Polda Metro Jaya terhadap orang-orang yang disebut merupakan pengikut Rizieq Shihab, yang diduga melakukan tindak pidana berupa penyerangan terhadap petugas.
Sebab, siapa pun orangnya, kata Sahat jika melakukan penyerangan hingga membahayakan keselamatan penegak hukum, tindakan tegas dan terukur menjadi solusinya.
“Ini bukan soal siapa mereka, tapi apa yang mereka lakukan. Menteri sekalipun, kalau dia melakukan tindak pidana, ya pasti akan ditindak, sesuai kesalahannya,” ujar Sahat, dalam keterangan tertulis yang diterima Eranasional.com, pada Senin (07/12/2020).
“Kalau yang dilakukan mereka hanya berdiskusi atau cekcok mulut dengan petugas, misalnya, tak mungkin ada tindakan dan peristiwa itu saya kira. Pasti ada insiden serius,” imbuh Sahat.
Menurut Sahat, kecil kemungkinan jika aparat main tembak hingga menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, tanpa ada alasan atau latar belakang yang kuat. Mengingat banyak risiko yang akan mereka terima di kemudian hari, jika melakukan tindakan demikian.
“Saya kira polisi pasti memiliki perhitungan yang tak main-main. Pertama, mereka pasti memperhitungkan apakah tindakan pelaku benar-benar membahayakan nyawa polisi. Kedua jika ditindak secara serampangan atau tanpa prosedur yang jelas, misalnya, tentunya sangat berisiko bagi petugas, mengingat orang-orang yang meninggal terafiliasi dengan kelompok/organisasi besar dan memiliki pengaruh di negara ini,” paparnya.
Terlebih, kata dia sekarang era keterbukaan, dimana media sosial dengan para netizennya, ada di mana-mana guna memberikan informasi ke masyarakat, tanpa ditutup-tutupi. Sehingga sekecil apa pun rahasia yang disimpan, pasti kelak akan terkuak.
“Di era sekarang, apabila ada rekayasa atau kebohongan pun, saya kira nantinya akan terbongkar dengan sendirinya,” jelas Sahat.
Jika akhirnya tetap diragukan, Sahat meminta polisi memperkuat bukti-bukti lainnya. Misalnya menghadirkan rekaman CCTV di jalan tol saat kejadian atau mungkin rekaman video amatir melalui ponsel.
Bukti-bukti ini penting dimunculkan sejak dini atau sebelum persidangan, sebagai antisipasi upaya-upaya penggiringan opini publik ke arah yang negatif. Sehingga pula, keraguan masyarakat dan pihak-pihak yang skeptis lainnya, sirna seketika.
“Juga bisa dengan cara penelusuran atau pembuktian bahwa laskar khusus tersebut memang memiliki senjata api itu. Ini juga menjawab pertanyaan publik apa mungkin mereka memiliki senjata api, mungkin kalau senjata tajam masih masuk akal,” papar dia.
“Bisa juga polisi membuktikan jika memang kendaraannya benar ditabrak atau dipepet, itu kan bukti penyerangan juga. Kalau soal menguntit itu hal biasa, penegak hukum diberikan kewenangan untuk itu. Sehingga akhirnya seluruh pertanyaan publik bisa terjawab dan apa yang dilakukan petugas bisa dipertanggungjawabkan,” sambungnya. (Nur Cahyono)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan