JAKARTA, Eranasional.com – Posisi Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar digoyang. Dua nama disebut-sebut layak menggantikannya, yaitu Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet).
Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam menilai Luhut dan Bamsoet layak menggantikan Airlngga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
“Sepengelihatan saya ada beberapa kader Golkar di pemerintahan yang super hebat. Siapa yang selevel dengan Pak Airlangga? Ya opung Luhut. Itu kalau mau lihat yang super hebat,” kata Ridwan Hisjam di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (12/7).
Menurut dia, Luhut cocok jadi Ketua Umum Partai Golkar karena kapasitasnya sebagai senior di partai dan duduk di pemerintahan.
Kata dia, memang ada sejumlah tokoh politik yang duduk di pemerintah, tapi tidak semumpuni Luhut.
“Ada Pak Menko PMK Muhadjir Effendy, tapi sudah bukan bagian Golkar lagi. Beliau pernah menjadi pengurus Golkar di Malang pada masa Orde Baru,” tuturnya.
“Pak Mahfud MD, Menkopolhukam, dia tidak pernah di Golkar. Pak Bahlil (Menteri Investasi) pernah menjadi pengurus Golkar, Pak Agus Gumiwang (Menteri Perindustrian), dan Mas Dito Ariotedjo (Menpora), tapi kan tidak masuk kriteria calon ketua umum,” sambung Ridwan.
Sedangkan di luar pemerintahan, dia menyebut Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan dirinya yang cocok menggantikan Airlangga.
“Di luar pemerintahan calonnya ada Pak Bamsoet, ada saya, tapi tidak menutup kemungkinan kalau senior mau turun,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Sentral Soksi Lawrence TP Siburian menilai Luhut mampu menjadi Ketua Umum Partai Golkar di tengah kesibukannya sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi. Baginya, memiliki jiwa kepemimpinan yang luar biasa. Hal ini berbeda dengan Airlangga yang dia nilai tidak berhasil membagi waktu sebagai menteri juga ketua umum partai politik.
“Pak Luhut itu sibuknya luar biasa, tapi dia punya jiwa kepemimpinan yang luar biasa pula. Karena dia mengerti manajemen, jadi tidak harus dia yang pimpin rapat misalnya,” ucap Lawrence.
Sebelumnya, tiga ormas pendiri Partai Golkar yakni Kosgoro 1957, MKGR, dan Soksi meminta Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.
“Pak Airlangga tidak apa-apa jadi Menko Perekonomian, tetapi urusan Partai Golkar diserahkan ke yang lebih mampu untuk menjaga dan mempertahankan, paling tidak meningkatkan suara dari 14 persen menjadi naik,” kata Lawrence dalam konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (12/7).
Menurut dia, Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar tidak jelas akan membawa ke arah mana Golkar. Padahal, waktu pendaftaran bakal capres-cawapres menyisakan waktu tiga bulan lagi.
Sekadar informasi, saat ini elektabilitas Airlangga Hartarto hanya 1 persen, dan perolehan suara Partai Golkar sebesar 14 persen saja.
Tinggalkan Balasan