Ilustrasi (Foto: Ist/Net)

Lalu, muncul pertanyaan. Digunakan untuk keperluan apa saja modal itu?

Modal itu digunakan untuk berbagai hal, salah satunya untuk akomodasi ke Daerah Pemilihan (Dapil). Selama masa kampanye, setidaknya caleg harus mengunjungi dapil mereka minimal satu bulan dua kali.

Selama masa kampanye, caleg akan mengeluarkan banyak biaya untuk kebutuhan transportasi, penginapan, makan, dan lain-lain yang jumlahnya bisa melebihi perencanaan pertama.

Selain itu, caleg biasanya juga harus membiayai berbagai atribut seperti kaos, spanduk, baliho, dan sebagainya. Tujuannya untuk meningkatkan branding caleg bersangkutan.

Apakah itu saja? Jawabannya tidak, para caleg juga harus akomodasi tim sukses, bantuan sosial, biaya pengumpulan massa, hingga biaya saksi.

Kemudian ada sejumlah faktor yang mempengaruhi besaran modal seorang caleg, seperti ukuran dan karatekristik dapil, kebijakan dan mekanisme parpol, hingga strategi dan gaya kampanye caleg.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pernah mengungkapkan butuh uang hingga Rp40 miliar untuk bisa menjadi anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta.

Dia mengakui untuk menjadi caleg membutuhkan modal yang cukup besar, apalagi jika dapilnya di Jakarta.

“Modalnya sekitar Rp40 miliar. Ada yang Rp20-25 miliar, tapi enggak jadi,” ucap Cak Imin di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (11/8).