Jokowi di KTT ASEAN-PBB. (Foto: Humas Kepresidenan)

ASEAN juga telah bergerak untuk menjadikan kawasan sebagai pusat pertumbuhan atau epicentrum of growth.

Keketuaan Indonesia di ASEAN menurutnya, telah mampu mendorong terciptanya kesepakatan para pemimpin KTT Asia Timur atau East Asia Summit (EAS) terkait pusat pertumbuhan tersebut.

“Setelah melalui proses yang panjang dan sulit, akhirnya kita berhasil menyepakati EAS Leaders’ Joint Statement mengenai epicentrum of growth. Sekali lagi, ini bukan proses yang mudah, tarik-menarik geopolitik yang sangat kental, mengingatkan saya seperti saat di G20 di Bali, tapi alhamdulillah konsensus tercapai,” ujarnya.

Kesepakatan lainnya yang dihasilkan di bidang ekonomi adalah percepatan pelaksanaan pembayaran lintas negara di kawasan dan penguatan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara.

Kemudian pelaksanaan ASEAN Indo-Pacific Forum yang menjadi unggulan Keketuaan Indonesia juga menghasilkan kerja sama konkret senilai hingga 38,2 miliar Dolar AS.

“Ini konkret, menghasilkan 93 project senilai 38,2 miliar Dolar AS. Ini adalah sekali lagi, ini adalah kerja sama konkret yang bermanfaat untuk rakyat,” ujar Presiden.

Terkait penyelesaian konflik di Myanmar, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa ASEAN tetap berkomitmen untuk mendorong implementasi Lima Poin Kesepakatan atau Five-Point Consensus.

“ASEAN akan terus melanjutkan upaya Indonesia melalui keketuaannya telah menyampaikan lima langkah ASEAN untuk membantu Myanmar, salah satunya melalui pembentukan mekanisme troika,” tandasnya.