ERANASIONAL.COM – Sejak adanya Virus Corona (Covid 19) di Indonesia keadaan perekonomian di dalam negeri mulai menurun. Awal mula virus ini berasal dari China, Tiongkok tepatnya di Wuhan, yang di perkirakan muncul dari pasar hewan yang ada disana.
Di perkirakan virus ini sudah menyebar di desember 2019. Di china sendiri pada saat virus ini pertama kali muncul sempat membuat bingung pemerintah china tentang keputusan apa yang harus di ambil. Tepat di tanggal 23 januari 2020, pemerintah china harus me-lockdown kota Wuhan untuk memutus mata rantai penularan virus ini.
Keadaan tidak semakin membaik, virus ini mulai menyebar ke negara lain dan menyebabkan negara lain harus mengambil kebijakan yang sama yaitu “Lockdown”, tidak semua negara mengambil keputusan karantina secara penuh (lockdown) ada juga yang melakukan pembatasan sosial dan pastinya mempengaruhi perekonomian masing – masing negara.
Di Indonesia sendiri menerapkan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) untuk mengantisipasi penyebaran dari virus ini. Pemerintah sangat tegas dalam melakukan PSBB tahap 1 dengan melakukan patrol dan menindak para pengusaha seperti cafe atau tempat makan yang masih beroperasi, menindak masyarakat yang tidak mematuhi protokol seperti tidak memakai masker, serta menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga jarak (Social Distancing).
Dilansir dari artikel yang di tulis oleh Hannisa Shaviraputri, menurut ekonom Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara kebijakan PSBB yang di ambil oleh pemerintah sangat berdampak kepada berbagai sektor bisnis yang ada di Jakarta.
Terutama bagi sektor yang bukan bergerak dalam penyediaan kebutuhan dasar publik yang sudah di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) nomor 9 tahun 2020 tentang pedoman PSBB. Dampak dari PSBB ini dapat di rasakan langsung oleh para pekerja di bidang jasa contoh nya para Ojek Online, karena mereka tidak bisa mengangkut penumpang dan sudah di atur oleh PERMENKES.
PSBB sendiri menurut para pengusaha online maupun offline yang bergerak di bidang otomotif dapat membuat omset mereka menurun drastis, karena keadaan ekonomi masyarakat juga sedang menurun. Tidak semua masyarakat di keadaan pandemic ini masi bisa memenuhi kebutuhan sehari hari nya dengan baik.
“omset yang biasa di dapat sebelum masa pandemi ini bisa mencapai 30 – 40 Juta per Bulan nya, tetapi karena kondisi seperti ini omset menurun hingga 50 %” Kata Mickael selaku pemilik Gudang Aksesoris Mobil.
Penulis : Marcell Andrew Christian ( Mahasiswa LSPR Business and Communication Institute )
Editor : Riko Sendra S.Kom
Tinggalkan Balasan