Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla. (Foto: Instagram/Jusuf Kalla).

JAKARTA, Eranasional.com – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) menagih utang Kementerian BUMN kepada perusahaan pribadinya, PT bukaka Teknik Utama senilai Rp300 miliar.

Menanggapi itu,  

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa utang tersebut terjadi untuk pembangunan proyek lama. Namun, dia tidak menjelaskan secara detail kronologi atas utang yang dimaksud. Dia menegaskan, utang tersebut terjadi sebelum dirinya menjabat sebagai Menteri BUMN.

“Saya yakini ini projek lama, maksudnya bukan di zaman saya,” kata Erick Thohir di Jakarta Theater, Jumat (12/10/2023).

Erick mencontohkan, pada 2016 silam juga terdapat perusahaan BUMN yang masih memiliki utang atas proyek pembangunan jalan tol. Dan, lagi-lagi dia tidak menyebutkan perusahaan BUMN yang dimaksud yang masih memiliki utang tersebut.

“Ada juga yang BUMN yang korup makanya, oknumnya kita jebloskan ke penjara seperti Jiwasraya dan Asabri. Tapi itu bukan situasi mencerminkan hari ini, kebanyakan lama, ada pembangunan zaman tol 2016 belum di bayar, itu kan keterlaluan,” jelasnya.

Meski begitu, Erick Thohir memastikan akan mengecek klaim JK terkait utang perusahaan BUMN senilai Rp300 miliar. Dia juga berjanji akan terus menjalankan program bersih-bersih di tubuh perusahaan BUMN sebagaimana kesepakatan bersama dengan Komisi VI DPR RI.

“Nanti akan saya cek. Akan saya perhatikan utang ke Pak JK. Makanya saya bilang waktu itu sama Komisi VI, ayo kita panggil direksi-direksi yang dulu merampok uang BUMN dan menyakiti rakyat,” ucap Erick.

Menurut Erick Thohir, kondisi perusahaan BUMN saat ini secara keseluruhan dalam kondisi sehat. Ini dibuktikan dengan kapitalisasi pasar dari BUMN di bursa saham. Sedangkan persoalan utang, jelas Erick, porsinya secara kumulatif lebih rendah ketimbang modal yang tercatat.

Dia mengaku sudah membahas bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati soal peningkatan kapitalisasi pasar dari emiten pelat merah.

“Kita juga detailkan mengenai kontribusi pajak terus konsisten. Lalu kapasitas pasar, terus ada peningkatan. Sekarang valuasi dari pasar BUMN itu kalau yang ada di bursa itu naik dari Rp1.719 triliun sekarang di Rp2.200 triliun,” jelasnya.

Kata dia, sehatnya BUMN ditandai dengan porsi utang yang rendah ketimbang modal. Menurut catatannya, secara kumulatif utang BUMN berada di Rp1.600 triliun, sementara modalnya sebesar Rp3.200 triliun.

“Sekarang kapitalisasi pasarnya sendiri Rp2.200 triliun itu sudah jauh lebih tinggi daripada tentu total utang Rp1.600 triliun. Jadi ini kondisinya saya bisa yakinkan dalam kondisi sehat,” pungkasnya.