Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri diapit Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan bakal capres Ganjar Pranowo di acara perayaan puncak Bulan Bung Karno yang digelar di SUGBK Senayan, Jakarta, Sabtu (24/6/2023). (Foto: Ist)

JAKARTA, Eranasional.com – Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy (Rommy) mengungkapkan sikap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyikapi “dansa politik” yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa terakhir ini. Kata Rommy, Megawati membiarkannya Jokowi berdansa politik hingga musik berhenti.

“Dalam pertemuan dengan Ibu Mega, para ketua umum parpol koalisi menanyakan sampai kapan Pak Jokowi ini dibiarkan melakukan dansa politik. Sampai musiknya berakhir,” ungkap Rommy dalam sebuah acara diskusi, Senin (16/10/2023).

Lantas kapan waktu musik akan berhenti? Menurut Rommy yaitu pada akhir masa pendaftaran capres-cawapres di KPU, yaitu 25 Oktober 2024.

 “Kapan musiknya berhenti? Nanti tanggal 25 Oktober. Kita masih menunggu sampai tanggal 25,” ujarnya.

Soal ajakan Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah yang ingin menyatukan Jokowi dan Prabowo Subianto dengan rekonsiliasi, menurutnya tidak salah dalam dunia politik. Namun, dalam prespektif PDIP hal ini merupakan bentuk pengkhianatan.

“Ajakan Bang Fahri dan kawan-kawannya tidak salah dalam politik demokrasi prosedural untuk diajak tetap bersatu atas nama rekonsiliasi. Tapi diprespektif PDIP berbeda, itu pengkhianatan. Ini bukan bahasa saya, ini bahasa yang muncul di semua WhatsApp grup di PDIP,” ungkap Rommy.