Jakarta, ERANASIONAL.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti peringkat kampus-kampus di Indonesia yang belum mampu menembus 100 besar terbaik di dunia.

Menyikapi kondisi ini, Jokowi mendorong agar perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia melakukan terobosan agar masuk ke dalam tataran kampus terbaik di dunia.

“Perguruan tinggi dalam negeri harus terus didorong, harus dioptimalkan. Peringkat perguruan tinggi terbaik Indonesia harus terus diperbaiki berdasarkan US World yang ada setiap tahunnya,” kata Jokowi di acara Forum Rektor Indonesia yang digelar di Surabaya, Jawa Timur yang disiarkan channel YouTube Sekretariat Presiden Senin, 15 Januari 2024.

Saat ini, lanjut Jokowi, beberapa perguruan tinggi di Indonesia hanya mampu menembus peringkat 200 besar terbaik di Indonesia. Baginya, peringkat tersebut jauh dari membanggakan.

“Ranking 200 besar itu masih kecil sekali. Yang masuk 50 atau 100 top enggak ada,” ujarnya.

Jokowi menegaskan, kondisi ini harus menjadi pekerjaan rumah yang diperhatikan oleh para rektor dan civitas akademika perguruan tinggi.

Meski begitu Jokowi mengakui bahwa ada banyak kendala yang dihadapi, salah satu persoalan anggaran yang kurang.

Di kesempatan itu Jokowi juga mengungkapkan bahwa rasio masyarakat Indonesia yang menempuh berpendidikan Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3) terhadap populasi produktif di Indonesia sangat rendah, yaitu hanya 0,45 persen.

“Rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif itu juga masih sangat rendah sekali di negara kita ini, hanya 0,45 persen,” tuturnya.

Dia pun membandingkan dengan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) lainnya, seperti Vietnam dan Malaysia sudah mencapai angka 2,43 persen.

“Kalau negara maju sudah mencapai 9,8 persen. Jauh sekali dengan kita,” ucap Jokowi.

Sehingga, Jokowi akan menggelar rapat untuk membahas persoalan rasio tersebut dan mencari kebijakan yang tepat untuk meningkatkan rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 itu.

“Enggak tahu anggarannya akan didapat dari mana. Tapi akan kita carikan agar populasi masyarakat yang berpendidikan S2 dan S3 meningkat secara drastis.

” Tetinggal sekali kita, hanya 0,45 persen. Malaysia saja 2,43 persen,” pungkas Jokowi. (*)