Dalam kesempatan yang sama, Fadhil Hasan, Dewan Pakar Timnas AMIN, menilai bahwa untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani saat ini, maka Timnas AMIN akan membuat berbagai program.

Pertama, peningkatan produktivitas pertanian dengan meningkatkan intensitas tanaman, pemanfaatan teknologi dan mekanisasi, serta perbaikan infrastruktur pertanian.

“Kepemilikan lahan sempit, produktivitas stagnan, perluasan areal dengan pendekatan food estate tidak tepat. Pertanian ke depan akan bermasalah kalau tidak dilakukan perubahan,” ujar Fadhil.

Selain itu, perlu upaya perluasan areal pertanian melalui reforma agraria yang memberikan akses lahan dan sarana produksi kepada petani.

Model yang dapat digunakan untuk program ini adalah cooperative dan contract farming pada lahan yang sekarang menjadi food estate dan lahan-lahan yang sudah rusak dan tidak produktif.

Fadhil menilai, pendekatan food estate harus dievaluasi secara mendasar dan menyeluruh karena menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan tidak memberdayakan petani.

“Model food estate sekarang ini tidak cocok dilaksanakan di Indonesia.”

Dia menambahkan, kebijakan subsidi input terutama pupuk perlu dievaluasi.