Jakarta, ERANASIONAL.COM – Paslon nomor urut 1 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui berbagai program.
Program tersebut yaitu bantuan pupuk Rp 2 juta per HA per musim tanam, penggantian gagal panen Rp 10 juta per HA, dan pemberian pinjaman bunga rendah kepada petani.
Salah satu solusi yang ditawarkan AMIN adalah skema contract farming (pertanian kontrak).
Paslon nomor urut 1 ini akan menyiapkan regulasi tentang pertanian kontrak agar petani di sentra-sentra pertanian menjadi mitra.
Petani dan sentra pertanian akan bermitra dengan BUMN, BUMD, dan swasta dengan regulasi yang telah dibuat oleh pemerintah sehingga menguntungkan semua pihak dan berkeadilan.
Tak hanya itu, AMIN juga akan mendorong penerapan konsep cooperative farming pada lahan yang sekarang menjadi food estate dan lahan-lahan rusak dan tidak produktif.
Program perluasan areal ini harus dilakukan dengan menerapkan praktik berkelanjutan (sustainable).
Dalam jangka pendek, beberapa kebijakan dan program teknis AMIN di sektor pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan kemandirian pangan.
Pertama, bantuan pupuk sampai dengan Rp2 juta/ha untuk satu kali masa tanam bagi petani dengan lahan kurang dari 2 ha.
Kedua, dana perlindungan gagal panen hingga Rp10 juta per ha. Ketiga, pinjaman dengan bunga rendah untuk petani.
Keempat, memberikan kepastian pembelian hasil panen melalui skema contract farming.
Dewan Pertimbangan Timnas AMIN, Prof. Awalil Rizky, menuturkan, terkait dengan petani telah masuk ke dalam misi pertama dari delapan misi AMIN, yaitu memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan Air.
Dalam sub misi tersebut antara lain tentang kemandirian pangan.
Dalam visi, misi, dan program paslon nomor urut 1 AMIN sangat jelas keberpihakan kepada petani.
“Anies-Muhaimin juga menjadikan petani sebagai kelompok masyarakat pertama dari agenda khusus 28 simpul kesejahteraan paslon AMIN untuk mewujudkan petani tenang, untung, dan bisa menabung,” kata Prof. Awali dalam diskusi publik visi, misi, dan program AMIN di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jakarta, Jumat (19/1/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Fadhil Hasan, Dewan Pakar Timnas AMIN, menilai bahwa untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani saat ini, maka Timnas AMIN akan membuat berbagai program.
Pertama, peningkatan produktivitas pertanian dengan meningkatkan intensitas tanaman, pemanfaatan teknologi dan mekanisasi, serta perbaikan infrastruktur pertanian.
“Kepemilikan lahan sempit, produktivitas stagnan, perluasan areal dengan pendekatan food estate tidak tepat. Pertanian ke depan akan bermasalah kalau tidak dilakukan perubahan,” ujar Fadhil.
Selain itu, perlu upaya perluasan areal pertanian melalui reforma agraria yang memberikan akses lahan dan sarana produksi kepada petani.
Model yang dapat digunakan untuk program ini adalah cooperative dan contract farming pada lahan yang sekarang menjadi food estate dan lahan-lahan yang sudah rusak dan tidak produktif.
Fadhil menilai, pendekatan food estate harus dievaluasi secara mendasar dan menyeluruh karena menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan tidak memberdayakan petani.
“Model food estate sekarang ini tidak cocok dilaksanakan di Indonesia.”
Dia menambahkan, kebijakan subsidi input terutama pupuk perlu dievaluasi.
Bantuan Langsung Petani (BLP) dalam subsidi pupuk dinilai lebih efektif dan efisien dan akan menjamin ketersediaan pupuk pada saat dibutuhkan.
Selain itu diperlukan subsidi output (harga) agar petani mendapatkan keuntungan yang memadai dari hasil usaha taninya.
Selanjutnya, kata dia, perlu penyusunan neraca komoditas untuk menentukan kebijakan perdagangan produk pertanian.
Pengamat ekonomi Yanuar Rizky menilai bahwa konsep contract farming paslon AMIN sudah bagus untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Dia mengusulkan agar skema pertanian kontrak ini diikuti dengan peningkatan margin yang diperoleh para petani. []
Tinggalkan Balasan