Jakarta, ERANASIONAL.COM – Seniman teater dan monolog Butet Kartaredjasa membuat puisi yang menyindir Presiden Jokowi dan keluarga. Karena puisi ini, dia dilaporkan ke Polda DIY.

Butet membacakan puisi ini di acara kampanye terbuka Ganjar-Mahfud bertajuk ‘Hajatan Rakyat’ di Alun Alun Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, Minggu, 28 Januari 2024.

Puisi memang dibuatnya secara khusus untuk mengkritisi situasi politik nasional, terutama soal manuver politik yang dilakukan Jokowi.

Di acara kampanye tersebut, Butet sempat menyinggung tentang gerak-gerik capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo seolah terus diikuti oleh orang. Namun, dia tidak menyebut nama Jokowi sebagai orang yang dimaksud.

“Setiap Mas Ganjar datang, selalu ada yang nginthili (mengikuti). Hari ini Mas Ganjar akan datang menemui kita, kemarin sudah ada yang nginthili,” kata Butet.

Berikut bunyi puisi berjudul ‘Hajatan Rakyat’:

Ada kucing gondol iwak empal

Aku marah tak lempar sandal

Jokowi maunya revolusi mental

Tapi gagal terjungkal jungkal

Kucingnya kabur kakinya pincang

Ingin terbang tak bisa melayang

Ngakali survei supaya menang

Jelas jika menang karena main curang

Satu satu, aku sayang ibu

Dua dua, aku sayang ayah

Jutaan Jokower merasa ditipu

Penampilannya lugu jebul licik ngakali mahkamah

Wong edan gondal gandul tanpa cawat

Bagi mereka tuanku adalah konglomerat

Gatotkaca tulangnya besi Ototnya kawat

Bagi Ganjar Mahfud tuanku adalah rakyat

Di sini nang Kulon Progo makanan tradisional geblek namanya

Kalau di Bantul namanya geplak

Seharusnya kita hormati yang mimpin negara

Tapi maaf kita muak karena dia memihak

Di sini keselamatan negara dijaga Megawati

Di sana sembako wira wiri dibagi Jokowi

Padahal sembakonya itu milik kita, duit pajak rakyat, membangun negara, suog.

Di sini keselamatan negara dijaga Megawati

Di sana sembako wira wiri dibagi Jokowi

Di sini kita konsisten berdemokrasi

Di sana mereka rame-rame mengkhianati konstitusi

Kulon Progo bangga punya bandara melengkapi Jogja yang istimewa

Kita semua berkumpul di sini diikat tali jiwa bersama

Ganjar-Mahfud gelorakan revolusi cinta. (*)