Salah satu fokus diskusi adalah penurunan nilai perdagangan antara kedua negara yang mencapai 18% pada 2023.
Jokowi menekankan perlunya menciptakan peluang baru untuk meningkatkan interaksi antarpelaku usaha dan perdagangan, termasuk di sektor halal. Mantan wali kota Solo itu juga menyambut baik rencana kunjungan PM Luxon bersama misi dagang ke Jakarta tahun ini.
“Saya yakin hal ini akan mendorong peningkatan perdagangan dan kerja sama ekonomi kedua negara,” ungkapnya.
Dalam bidang energi, Jokowi mengapresiasi kerja sama energi panas bumi yang erat antara kedua negara. Hal itu termasuk komitmen pendanaan NZ$ 15,6 juta dalam program Indonesia-Aoteroa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ).
“Saya harap investasi dapat terus ditingkatkan utamanya untuk dukung percepatan pengembangan energi geotermal dan upaya transisi energi di Indonesia,” lanjutnya.
Pertemuan tersebut juga menyinggung tentang kerja sama kedua negara di kawasan Pasifik. Jokowi menghargai dukungan Selandia Baru terhadap implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pasifik dan berharap dukungan Selandia Baru dalam Pacific Islands Forum.
“Saya juga ingin mendorong kerja sama trilateral dengan Selandia Baru bersama salah satu negara Pasifik lainnya di bidang kemitraan pembangunan sesuai visi Pacific Elevation Indonesia,” tuturnya.
Sebagai penutup, Jokowi kemudian mengundang PM Luxon untuk menghadiri World Water Forum ke-10 di Bali, yang akan membahas isu-isu terkait air dan sanitasi di tengah dampak perubahan iklim global yang makin meningkat.
“Kehadiran Yang Mulia penting untuk mendorong aksi nyata di tengah dampak perubahan iklim dunia yang makin kita rasakan,” pungkasnya.
Dalam pertemuan bilateral itu Jokowi didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Tinggalkan Balasan