AHY menilai amat sulit untuk mencari letak kecurangan dari kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, karena selisihnya amatlah jauh.

“Tetapi kita lihat dari hasil sementara berdasarkan penghitungan, baik di awal yang dilakukan secara quick count maupun yang terus bergerak sampai dengan nanti menuju 20 Maret, saya rasa sulit untuk mencari, karena jaraknya jauh sekali, dan ini sulit untuk dipertanyakan,” kata AHY.

Sebelumnya, DPP Partai NasDem menyatakan akan tetap mengajukan hak angket DPR untuk menyelidiki dugaan kecurangan pada Pemilu 2024.

Bendahara Umum DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni mengatakan, pihaknya tetap akan mengajukan hak angket meski PDI Perjuangan atau PDI-P tak jadi melayangkannya.

“Kemarin Pak Sugeng Suparwoto Ketua DPP Partai NasDem sudah ngomong akan tetap melanjutkan hak angket sekalipun PDI-P enggak ikut,“ kata Sahroni di gedung DPR, Jakarta, Rabu 6 Maret 2024.

Dia berharap semua fraksi di DPR ikut serta dalam menggulirkan hak angket untuk menyikapi dugaan kecurangan pada Pemilu 2024.

Tujuannya, kata dia, agar hasil Pemilu 2024 mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat Indonesia.

“Kita pengen jangan hanya satu partai, semua partai yang ada di DPR ini sama-sama buat legitimasi yang kuat kepada publik bahwa DPR itu masih diharapkan oleh masyarakat atas kepentingan transparansi publik,” ungkap dia. (*)