Jakarta, ERANASIONAL.COM – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mewanti-wanti agar arus mudik-balik musim libur Lebaran 2024 berjalan lancar. Dia mengingatkan agar mengantisipasi kemacetan di jalur-jalur mudik.

Pemerintah, imbuh dia, akan melakukan upaya-upaya mitigasi risiko atas kemungkinan bencana saat musim liburan Lebaran 2024 nanti. Dengan begitu, jumlah pemudik yang diprediksi bisa mencapai 193,6 juta tahun ini dapat menjalankan mobilitas liburan secara aman.

“Sedia payung sebelum hujan mungkin makanan, minuman, mobilnya disiapkan dengan baik sebelum berangkat, BBM-nya penuh, jangan sampai nanti ada kemacetan tidak siap. Kita punya pengalaman Brexit 2016, itu tidak boleh terjadi. Untuk itu kita semua sudah siap, pemerintah siap semua Kementerian/ Lembaga konsentrasi di situ. Tapi masyarakat juga harus siap menghadapi situasi,” kata Moeldoko saat Konferensi Pers Kesiapan Pemerintah Menghadapi Risiko Bencana Hidrometeorologi, Selasa (2/4/2024).

Konferensi pers yang digelar daring tersebut juga dihadiri Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi MAP, Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB Bambang Surya Putra, serta Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo.

Dalam kesempatan tersebut, Eko Prasetyo mengungkapkan, beberapa wilayah akan mengalami hujan lebat saat periode mudik Lebaran, bahkan sampai mengalami bencana banjir.

“Terutama di ruas atau daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat ini ada potensi hujan lebat menjelang Lebaran atau pas mudik,” katanya.

Ia juga mengingatkan adanya potensi hujan lebat di beberapa wilayah Sumatera, dan sebagian besar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, hingga Papua. Selain itu Eko melihat adanya potensi ancaman banjir di kawasan beberapa wilayah pesisir.

“Di tanggal 1 atau awal April ini hingga tanggal 13 (April) ini ada potensi ancaman banjir pesisir di beberapa wilayah, walaupun di beberapa wilayah pesisir hanya saja tidak boleh kita abaikan kondisi ini karena ini juga dapat mengganggu aktivitas nanti,” katanya.

Di periode musim pancaroba saat ini, lanjutnya, perubahan cuaca juga sering terjadi, yang diakibatkan perubahan arah angin. Sehingga ia mengimbau stakeholder pelabuhan dan perkapalan akan potensi terjadinya gelombang tinggi.

“Terutama di penyeberangan kecepatan angin yang tinggi tentu berdampak gelombang tinggi di penyeberangan ini bisa menghambat lalu lintas mudik. Kita harus waspadai hal ini dan cermati mitigasinya,” katanya.

“Juga untuk jalur penyeberangan perlu waspada terhadap perubahan kecepatan angin. terutama di Selat Sunda, Selat Bali dan Selat Lombok,” sambungnya.