“Ya kalau itu membantu, bagaimana memberikan bantuan mediator, itu agak sulit untuk menghadapi Israel. PBB saja tidak dianggap, dengan Timur Tengah yang lainnya tidak. Jadi untuk itu tentu butuhkan pandangan dunia secara keseluruhan,” lanjutnya.
JK mengungkapkan, pertemuan dengan Hamas berlangsung cukup lama karena membicarakan banyak hal.
“Pandangan-pandangan kita mereka minta, kita semua ini dan juga memberikan saran-saran, jadi pertemuan kita lama, sampai tengah malam. Bagaimana mereka datang, khusus untuk itu. Datang ketemu saya, tapi saya lebih banyak di Kuala Lumpur. kita bicara tentang bagaimana penyelesaian selatan ke situ,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Hamid Awaludin menyampaikan bahwa Hamas meminta Jusuf Kalla turut memediasi upaya mengakhiri konflik Israel-Palestina.
Hamid sendiri adalah salah satu anggota delegasi Jusuf Kalla yang bertemu perwakilan Hamas di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu 5 Mei 2024.
Hamid menyebut Hamas berharap mantan Wakil Presiden RI itu dapat memediasi kedua pihak yang berkonflik.
Mediasi diharapkan dapat mengakhiri aksi kekerasan akibat serangan Israel ke Jalur Gaza tujuh bulan belakangan.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Jusuf Kalla bertemu dengan perwakilan Hamas yang dipimpin Pejabat Biro Politik sekaligus Wakil Kepala Urusan Internasional Hamas Dr. Bassem Naim.
Hamid mengatakan, Jusuf Kalla bersama timnya sempat berupaya memediasi konflik Israel-Palestina pada Juli dan pertengahan Oktober 2023.
Namun, mediasi ini terhenti akibat serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Menurut data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Israel telah membunuh lebih dari 34.622 orang di Jalur Gaza, lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 77.867 orang juga terluka di Jalur Gaza. Lebih dari 8.000 orang dinyatakan hilang, kemungkinan tertimbun reruntuhan. []
Tinggalkan Balasan