Jakarta, ERANASIONAL.COM – Utang Indonesia semakin membengkak, namun Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjamin pengelolaan utang pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dilakukan secara terukur.

“Pembiayaan terus dijaga secara hati-hati dan terukur dengan terus memperhatikan outlook dari defisit APBN dan likuiditas pemerintah, serta dinamika pasar keuangan yang terus meningkat dan kesenjangan antara biaya utang dengan risiko utang,” kata Sri Mulyani di Jakarta dikutip dari Antara, Jumat 24 Januari 2025.

Kata Sri Mulyani, pada APBN 2024, realisasi pembiayaan utang mencapai Rp 556,6 triliun atau 85,9 persen dari target.

Pembiayaan utang dipenuhi melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp 450,7 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp 105,8 triliun.

Sementara pembiayaan non-utang terealisasi sebesar minus Rp 3,4 triliun, sehingga realisasi pembiayaan anggaran 2024 mencapai Rp 553,2 triliun atau 105,8 persen dari APBN.

Sri Mulyani menyatakan Pemerintah senantiasa berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam mengelola pembiayaan utang Pemerintah dan mendukung operasi moneter.

Secara umum, kata Menkeu, APBN hingga akhir tahun 2024 bekerja keras meredam gejolak untuk melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi.

Pendapatan negara tumbuh positif sebesar 2,1 persen (year on year/yoy), belanja negara tumbuh kuat sebesar 7,3 persen (yoy), keseimbangan primer negatif sebesar Rp 19,4 triliun

Namun bergerak menuju positif, dan defisit anggaran terkendali dalam batas aman sebesar Rp 507,8 triliun (2,29 persen produk domestik bruto/PDB).

Realisasi sementara pendapatan negara dan hibah mencapai Rp 2.842,5 triliun. Penerimaan perpajakan tercatat sebesar Rp 2.232,7 triliun atau 96,7 persen dari target APBN.

Kemudian, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 579,5 triliun atau mencapai 117,8 persen dari target APBN.

Kinerja positif itu terutama didukung oleh aktivitas ekonomi, efektivitas reformasi perpajakan, optimalisasi pengelolaan SDA, meningkatnya kontribusi BUMN, serta inovasi layanan K/L dan kinerja badan layanan umum (BLU) yang makin baik.

Sementara realisasi sementara belanja negara mencapai Rp 3.350,3 triliun atau 100,8 persen dari APBN.

Realisasi belanja pemerintah pusat Rp 2.486,7 triliun dan transfer ke daerah Rp 863,5 triliun. []