Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Instagram/Anies Baswedan)

JAKARTA, Eranasional.com – Bakal capres Anies Baswedan bicara terkait sistem demokrasi di Indonesia yang menurutnya kini mulai berbeda. Ia mengatakan pendiri negara memperjuangkan kesetaraan dengan susah payah tetapi lambat laun justru pudar.

“Pesan utamanya adalah bahwa para pendiri republik ini adalah kaum terdidik, kaum intelektual yang memiliki privilege yang luar biasa, lalu mereka memilih mendirikan sebuah republik yang setara untuk semua. Itu apa nggak dahsyat,” kata Anies dalam sambutannya di acara Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (KAHMI) Jaya di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (16/3/2023).

Lanjut Anies, justru kini masyarakat biasa sulit untuk menjadi seorang pemimpin. Menurutnya, aristokrasi (kaum bangsawan) di Indonesia justru menjadi warisan budaya bukan sebagai entitas politik.

“Dulu mereka berpikir, tidak setara. Hari ini tidak ada orang biasa-biasa saja bisa jadi Wali Kota. Tidak ada orang biasa-biasa saja bisa jadi Bupati. Tidak ada orang dari background keluarga non ningrat, non aristokrat bisa menjadi seseorang,” tutur Anies.

“Lihat tetangga kita. Mereka mempertahankan aristokrasi, di sini feodalisme dihilangkan, kolonialisme dihilangkan, aristokrasi menjadi warisan budaya,” sambungnya.

Anies menegaskan bahwa visinya saat ini mengembalikan marwah demokrasi di Indonesia ke awalnya.

“Jadi, pertanyaan bukan sekedar melanjutkan dan tidak melanjutkan. Pertanyaannya adalah mengembalikan kepada spirit dasar, nilai dasar mengapa republik ini didirikan. Kalau pakai bahasanya Nasdem adalah restorasi, karena restorasi itu artinya mengembalikan kepada yang awal,” pungkasnya.

Seperti diketahui, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Begitu juga dengan menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution merupakan Wali Kota Medan, Sumatera Utara.