JAKARTA- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI (Menko Polhukam) Mahfud MD bersama Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk saling bekerjasama tingkatkan disiplin protokol kesehatan.
Hal ini ditegaskan Mahfud MD dalam Silaturrahim Virtual Menko Polhukam, Menteri Agama, BNPB, Gubernur Jateng dengan Alim Ulama, Pengasuh Ponpes, Pimpinan Ormas Lintas Agama, dan Forkopimda se-Jawa Tengah, Sabtu (31/7).
“Kita perlu dukungan dan perantara alim ulama, pengasuh pondok pesantren, pimpinan agama untuk mendukung peningkatan implementasi kesehatan dan percepatan vaksinasi pada masyarakat,” ujar Mahfud MD.
Menurut Mahfud, memperkuat kolaborasi bekerja secara kolektif berdasarkan kesadaran bersama adalah langkah yang cukup efektif.
“Tidak bisa juga ormas-ormas keagamaan dan berbagai kekuatan masyarakat dibiarkan bekerja sendiri, mari kolaborasinya diperkuat,” tambah Mahfud.
Terkait ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan menurut Mahfud, karena masyarakat tidak tahu dan karena terpengaruh hoax. Oleh sebab itu, perlu pendekatan pendekatan budaya dan personal.
“Pointnya kita akan bekerjasama, saya akan memfollow up semua masukan, terkait dengan hoax media sosial. Mari kita bekerjasama,” pungkas Mahfud.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjelaskan beberapa hari ini trennya menurun. Namun ia menegaskan Covid belum selesai dan masih membahayakan. Ia mengajak masyarakat Jateng tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Kabar terakhir dari Jateng, hasil pemeriksaan hampir semua yang dites variannya adalah delta. Artinya semua punya potensi terpapar. Mulai kita temui juga tanpa gejala. Di statistik Yang meninggal siapa kok Jateng banyak sekali? yang pertama sudah sepuh, kedua yang punya komorbid, yang ketiga yang belum divaksin, keempat yang terlambat melapor,” ujar Ganjar.
Ganjar menambahkan, terkait pandemi covid 19 di Jawa Tengah, setidaknya masyarakat dapat dikategorikan dalam tiga kelompok.
“Kita mendeteksi ada tiga kelompok, pertama yang sangat percaya covid saking percayanya sampai paranoid semua jamu diminum, sampai mules-mules semua diminum. Yang kedua yang paling bagus adalah yang rasional, mereka mengerti 5M, 5M sekarang diringkas jadi 1M: manut. Manut saja. Ketiga ini kelompok yang tidak percaya, mengatakan ini konspirasi bahkan disampaikan pada publik,” tambah Gubernur Ganjar.
Dalam Kesempatan yang sama, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, setiap peristiwa ada hikmahnya, termasuk cobaan pandemi covid 19 yang sedang menimpa seluruh umat manusia.
“Pandemi ini memang cobaan, tapi di saat yang sama pandemi ini juga mengajarkan kita untuk peduli sesama dan memperkuat solidaritas sosial,’ ujar Yaqut Cholil Qoumas yang biasa disapa Gus Yaqut ini.
Menurut Gus Yaqut, menghadapi pandemi tidak bisa diselesaikan head to head, semua elemen masyarakat harus bersatu, khususnya pemerintah, masyarakat dan tokoh agama.
“Kita tahu banyak yang terpapar itu teman, sahabat, guru kita, orang yang kita cintai. Tentu kita tidak bisa membiarkan atau secara sembunyi egois melawan pandemi ini. kita harus bersama-sama baik itu masyarakat, tokoh agama, maupun pemerintah. Tidak bisa kita selesaikan head to head satu lawan satu, harus kita keroyok bersama,” pungkas Gus Yaqut.
Pewarta : Agung Nugroho
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan