Eranasional.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum memiliki cukup data tentang varian baru Covid-19 Omicron untuk menetapkan, apakah itu lebih parah daripada varian Delta. Demikian pernyataan seorang pejabatnya pada Rabu (22/12/2021), hampir sebulan setelah varian tersebut diumumkan pertama kali oleh Afrika Selatan.

“Kami memang memiliki beberapa data yang menunjukkan, tingkat rawat inap lebih rendah,” kata pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria van Kerkhove, dalam briefing dengan media.

Namun dia memperingatkan, agar tidak menarik kesimpulan dari data awal karena semua belum melihat varian ini beredar cukup lama pada populasi di seluruh dunia, dan pada populasi yang rentan.

Dia mengatakan data varian baru, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika selatan dan Hong Kong pada November, masih belum tersusun dengan baik setelah negara-negara di dunia melaporkan kedatangan dan penyebarannya.

“Kami telah meminta orang untuk berhati-hati, kami juga meminta negara-negara untuk berhati-hati, dan untuk benar-benar berpikir, terutama karena liburan ini akan datang.”

Sebuah penelitian di Afrika Selatan yang diterbitkan pada hari Rabu menunjukkan, mereka yang terinfeksi Omicron secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk berakhir di rumah sakit daripada mereka yang menderita Delta . Namun penelitian tersebut mengatakan beberapa kasus di antaranya kemungkinan karena tingkat kekebalan yang tinggi dalam populasi.

Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak negara-negara untuk belajar dari dua tahun terakhir pandemi, menyerukan lagi untuk kesetaraan vaksin yang lebih besar, dengan harapan tahun depan mengakhiri pandemi yang telah menewaskan lebih dari 5,6 juta orang di seluruh dunia.

“Mendekati tahun baru, kita semua harus belajar pelajaran menyakitkan yang telah diajarkan tahun ini kepada kita. 2022 harus menjadi akhir dari pandemi Covid-19,” katanya.