Eranasional.com – Presiden Vladimir Putin bersumpah Rusia akan terus melancarkan operasi militer di Ukraina tanpa ampun.
Putin berjanji pasukannya akan terus berjuang melawan apa yang dia sebut sebagai “nasionalis” di Ukraina, meski Rusia kini telah dihukum dunia dengan hujanan sanksi dan embargo di banyak sektor imbas invasi.
“Rusia bermaksud melanjutkan perang tanpa kompromi melawan gerilyawan kelompok bersenjata nasionalis,” kata Putin saat bertelepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (3/3).
Putin bahkan mengancam akan menambah tuntutan kepada Ukraina sebagai syarat damai jika terlihat ada upaya menahan dan memperlambat perundingan antara Moskow dan Kiev.
“Memperlambat pembicaraan konflik hanya akan mengarah pada tuntutan tambahan dari negara kami kepada Kiev di meja negosiasi,” ucap Putin mewanti-wanti Macron.
Dikutip AFP, Putin juga menegaskan tidak suka mendengar isi pidato Macron kemarin soal konflik di Ukraina.
Menanggapi Putin, Macron mewanti-wanti Rusia telah melakukan “kesalahan besar” di Ukraina.
Menurut Macron, Putin telah membohongi diri sendiri terkait klaimnya atas Ukraina yang selama ini dijadikan Moskow dalih melancarkan invasi.
Macron memperingatkan Putin bahwa peperangan Rusia vs Ukraina akan membuat Rusia rugi besar dalam jangka panjang.
“Tidak ada satu pun hal yang dikatakan Presiden Putin dapat meyakinkan kami,” kata Macron seperti dikutip oleh seorang penasihatnya seperti dilansir Reuters.
“Anda membohongi diri sendiri. Ini akan sangat merugikan negara Anda, negara Anda akan berakhir terisolasi, melemah, dan berada di bawah sanksi untuk waktu yang sangat lama,” papar Macron menambahkan kepada Putin.
Ukraina terus berada dalam tekanan di hari kedelapan invasi Rusia berlangsung ini. Rusia kembali menggempur sejumlah kota Ukraina, terutama di selatan negara eks Uni Soviet itu.
Rusia bahkan telah menguasai Kherson per hari ini. Kherson merupakan salah satu kota penting di Ukraina yang memegang peran strategis.
Kota ini berada di jalur masuk dari Laut Hitam dengan populasi hampir 300 ribu jiwa. Pasukan Rusia juga semakin mengepung Mariupol di selatan Ukraina.
Perwira militer Ukraina menyebut kondisi Mariupol semakin kritis akibat gempuran Rusia dan dibantu pasukan separatis dari Donetsk sejak Rabu (2/3).
Tinggalkan Balasan