SEMARANG, Eranasional.com- Beberapa kader Partai Nasional Demokrat (NasDem) baru-baru ini menyatakan mengundurkan diri setelah partainya mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.
Sekretaris Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Partai NasDem Banyumanik Kota Semarang Hanandityo Narendro menyebut akan mengundurkan diri dalam waktu dekat ini. “Saya rencana minggu ini mengajukan (pengunduran diri, red) secara resmi,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (5/10).
Hanandityo menyatakan pengunduran dirinya sebagai kader partai pimpinan Surya Paloh lantaran merasa tidak cocok dengan Anies Baswedan. “Saya sendiri sudah menyatakan statement kepada pengurus Jawa Tengah maupun Kota (Semarang, red) itu sejak rakernas di akhir Juni,” ujarnya.
Dia mengaku ketidakcocokan itu timbul sejak Rakernas Partai NasDem yang memunculkan capres masih tiga nama yakni, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Andika Perkasa.
Dia menjelaskan selain tidak cocok dengan Anies Baswedan, pengunduran diri juga karena sejalan dengan arah partainya sekarang ini menuju kontestasi politik 2024. “Sudah tidak sejalan dengan cara berpolitik saya yang praktis, positif, dan merangkul,” ujarnya.
Meskipun begitu, dirinya tetap menghormati keputusan rekan-rekannya yang masih bertahan menjadi kader Partai Nasdem memenangkan Anies Baswedan sebagai capres dua tahun mendatang.
“Saya pribadi sangat menghormati teman-teman yang masih bertahan,” tuturnya yang juga menjabat Sekretaris Garda Pemuda Nasdem DPD Kota Semarang itu.
Begitu juga dengan Shafigh Pahlevi Lontoh, Ketua DPD Garda Pemuda Nasdem Kota Semarang yang mengaku telah mengundurkan diri setelah rakernas, jauh sebelum penetapan Anies Baswedan sebagai capres.
Dia menyebut alasan serupa dengan sekretarisnya, Hanandityo yang tidak sepakat dengan pencapresan Anies Baswedan oleh partainya. “Saya pamit baik-baik mengundurkan diri setelah pulang dari rakernas, 3 Juli 2022,” ujarnya kepada wartawan.
Shafigh menyatakan keluar dari Partai Nasdem setelah muncul tiga kandidat capres. Pada saat itu, dia sudah melihat arah partainya akan menyingkirkan Andika dan Ganjar.
“Terbukti, untungnya saya sudah keluar jauh-jauh hari. Penetapan harusnya November, tetapi ini diajukan,” tuturnya.
Dia mengaku politik sejatinya dinamis dan menghormati keputusan partainya. Namun, dia tidak sepakat dengan pemberian ruang politik identitas yang disebutnya tidak bakal membawa semangat perubahan.
“Pak Anies ketika berkampanye di Pilgub DKI memakai politik identitas, banyak beredar video yang disclaimer,” ujarnya.
Meskipun tak kenal dengan Anies, dia menilai kepemimpinan sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak begitu menonjol dan masih banyak pekerjaan belum tuntas.
“Kalau saya cari pemimpin layaknya seperti Pak Jokowi, jangan Bapak Politik Identitas,” tuturnya yang pernah menjabat Wakil Sekretaris DPD Partai Nasdem Kota Semarang itu. (fjr)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan