Foto: Ilustrasi Rokok dan Said Didu. (Era)

JAKARTA, Eranasional.com- Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu angkat suara wacana kenaikan harga rokok.

Hal itu disampaikan munculnya pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang mengatakan, konsumsi rokok masyarakat miskin cenderung tinggi.

“Sekitar 80% perokok adalah orang miskin. Menaikkan cukai rokok, apakah orang miskin berhenti atau mengurangi merokok?” ungkap Said Didu melalui akun Twitternya, Jumat (4/11/2022).

Malah kata Didu, wacana kenaikan harga rokok berpotensi membuat utang rakyat semakin menumpuk.

“Justru yang terjadi kemungkinan besar adalah orang miskin akan makin miskin karena harus bayar cukai untuk negara demi bayar utang yang menumpuk,” bebernya.

Diketahui sebelumnya, Sri Mulyani membandingkan konsumsi rokok dan makanan pokok yang mengandung protein.

Kata dia, masyarakat miskin lebih memilih membeli rokok daripada makanan seperti telur, ayam, tahu dan tempe. Padahal menurutnya, sumber protein tidak ada di rokok.