Menteri Kominfo mengungkapkan, saat ini jurnalisme online telah menjadi peluang untuk membuka praktik media online yang bermasalah dalam mengabarkan situasi pandemi Covid-19.  Model bisnis demikian, kata Menteri Johnny, digunakan untuk menangkap dan mempertahankan perhatian pengguna atau user serta pengumpulan data yang digunakan untuk target iklan sehingga menjadikan media online mudah disusupi jenis disinfodemic.  “Target traffic yang tinggi detik per detik seringkali juga mengabaikan persoalan etika,” jelasnya mengkritisi penulisan yang lebih mengutamakan click-bait tanpa diiringi fakta sebenarnya.

Menteri Kominfo menyatakan ada empat langkah kesepakatan yang dirumuskan bersama Google, Facebook, Microsoft, Reddit, LinkedIn, Twitter dan YouTube  pada 26 Maret yang lalu. “Semua berkomitmen untuk melawan Covid-19 yang berkaitan dengan disinfodemic. Melalui langkah content moderation, menghapus dan menandai adanya disinfodemic, memberi donasi kepada fact checker dan jurnalis, mengarahkan user langung kepada sumber informasi resmi Covid-19 dan melarang iklan Covid-19 yang menyesatkan,” jelasnya. (red)