Sebagai bagian dari kerja sama dengan KLHK untuk mendukung upaya pembuatan hujan buatan di pulau Sumatera, BPPT telah menyiapkan 28 ton garam NaCl sebagai bahan semai selama 19 hari mulai 13-31 Mei 2020 di provinsi Riau dan mulai tanggal 2 Juni akan dilanjutkan selama 15 hari di Sumsel. Menurut Seto, operasi penerapan TMC untuk Provinsi Riau ini merupakan kelanjutan dari operasi yang dilaksanakan 11 Maret sampai 2 April 2020.”Sampai dengan tanggal 25 Mei, total penerbangan untuk misi TMC mencapai 22 jam, dengan penggunaan bahan semai sebanyak 8,8 ton. Aplikasi TMC ini menghasilkan 33,8 juta m3 air hujan , dan hasilnya dalam beberapa hari terakhir tidak terpantau ada hotspot di wilayah Riau,” kata Seto.
Lebih lanjut Seto menjelaskan bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ini amat berguna untuk aplikasi kehidupan sehari-hari yang bergantung pada faktor alam/cuaca. “TMC bisa diaplikasikan untuk mitigasi bencana banjir seperti yang dilakukan di wilayah Jabodetabek, selain itu juga terbukti dapat mencegah dan mengatasi karhutla, pengisian waduk untuk sarana irigasi dan pembangkit listrik, membasahi lahan gambut, serta mengatasi masalah kekeringan. Terkait karhutla, aplikasi TMC semakin efektif jika didukung upaya – upaya pencegahan dan pemadaman secara kolaboratif oleh para pihak di tingkat tapak,” pungkas Seto. (Red/*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan