Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Indroyono Soesilo, menyampaikan apresiasi atas upaya bersama untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) khususnya di lahan gambut melalui TMC yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan instansi lainnya serta mitra kerja, temasuk anggota APHI, yang berkontribusi positif menekan laju karhutla dan mengurangi titik api (hotspot) sampai dengan bulan Mei 2020 ini.
“Terima kasih kepada KLHK dan BPPT serta instansi terkait lainnya, atas langkah dan upaya untuk mengurangi hot spot melalui rekayasa hujan dengan aplikasi TMC. APHI dan anggotanya mendukung penuh upaya tersebut, khususnya untuk mempertahankan kebasahan lahan gambut ,” imbuh Indroyono.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT, Tri Handoko Seto menjelaskan, aplikasi teknologi modifikasi cuaca paling tepat dilakukan pada saat periode peralihan musim hujan ke musim kemarau karena pada periode tersebut bibit awan masih banyak. Dalam konteks ini, keberhasilan hujan buatan ini tentunya juga tidak terlepas dari ketergantungan terhadap ketersediaan awan yang diberikan oleh alam. “Artinya jika awannya banyak, kita juga akan dapat menginkubasi lebih banyak dan otomatis akan menghasilkan hujan yang lebih banyak juga, begitupun sebaliknya. Disinilah pentingnya rekomendasi BMKG” ujar Seto.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan