Nahdlatul Ulama. (Foto: ISTIMEWA)

JAKARTA, Eranasional.com – Selasa (7/2) kemarin, Nahdlatul Ulama (NU) menggelar resepsi Hari Lahir (Harlah) 1 Abad. Gelaran akbar digelar di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur.

Hadir di acara tersebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, serta sejumlah menteri.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), meminta agar warga Nahdliyin dan masyarakat yang menghadiri Puncak Resepsi 1 Abad NU diniatkan untuk mengambil berkah.

Perjalanan NU menjadi organisasi kemasyarakatan membentang dari masa kolonial Hindia Belanda. Gerakan itu dimulai dari sejumlah pesantren di Jawa Timur.

Pada 1916, KH Wahab Chasbullah mendirikan organisasi pergerakan bernama Nahdlatul Wathon. Tujuannya adalah mempersiapkan umat Islam untuk melakukan perjuangan fisik terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Dua tahun kemudian, berdiri dua organisasi lain yang mempunyai tujuan membangun umat Islam, yaitu Taswirul Afkar atau Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pikiran) yang fokus dalam bidang pendudukan social politik kaum santri, dan Nahdlatul Tujjar atau Kebangkitan Saudagar yang bertujuan memperkuat ikatan di antara para pengusaha Muslim.

KH Hasyim Asy’ari melihat problematika umat Islam saat itu semakin kompleks. Maka dari itu dia kemudian mendirikan Nahdlatul Ulama pada 1926 dengan tujuan membangun umat Islam dari segi sosial, politik, ekonomi dan berdaulat dan merdeka dari pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Karena upayanya mendirikan NU, KH Hasyim Asy’ari kemudian diberi gelar Rais Akbar.

Berikut ini profil singkat 3 ulama pendiri NU.