Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan bakal capres Anies Baswedan di sebuah acara beberapa waktu lalu. (Foto: Instagram/Jusuf Kalla)

JAKARTA, Eranasional.com – Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), menginginkan cawapres yang mendampingi Anies Baswedan berasal dari Jawa Timur.

Hal itu diketahui dari clue atau kode “Jawa Timur”.

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Muhammad Ali membenarkan kode tersebut. Katanya, JK cenderung mempertimbangkan kriteria tokoh dari Jawa Timur.

“Ya kalau Pak JK itu dia tidak pasti samalah. Beberapa kali diskusi dengan beliau, dan beliau lebih melihat kepada kebutuhan Mas Anies itu apa,” kata Ahmad Ali, Senin (27/3/2023).

Menurut Ali, sosok cawapres yang dipertimbangkan JK adalah yang dapat mengisi kekosongan suara Anies di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Beberapa kali diskusi dengan beliau, Pak JK cenderung memilih cawapres yang bisa mengisi kekosongan di wilayah-wilayah di mana Mas Anies itu lemah suaranya,” ungkap Ali.

“Katakanlah, hingga bahwa Mas Anies itu lemah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kalau ingin memenangkan kontestasi Pilpres 2024, ya harus menutupi kelemahannya itu,” sambungnya.

Apalagi, lanjut Ali, dua wilayah tersebut jumlah penduduknya sangat banyak. Dia bahkan pesimistis Anies bisa memenangkan Pilpres 2024 apabila lumbung suara di Jawa Timur tetap lemah.

“Jawa Timur dan Jawa Tengah itu penduduknya banyak sekali. Kalau kemudian itu tidak menjadi pertimbangan, saya pesimis Mas Anies bisa menang,” ujar Ali.

Apakah orang yang dimaksud adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masuk dalam nama yang diusulkan JK, Ali enggan menjawab gamblang. Dia menekankan masukan JK dan partainya kepada Anies sekadar kriterianya.

“Kita bicara tentang kriterianya. Kalau bicarakan nama nanti subjektif. Nanti partai politik yang akan merumuskan, dan Mas Anies yang menentukan,” tuturnya.

Deputi Bapilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani membenarkan bahwa JK tidak mengusulkan nama tapi memberikan masukan agar cawapres Anies memberikan kontribusi elektoral di Jawa Timur.

“Sepengetahuan kami yang disampaikan Pak JK berupa pandangan agar yang menjadi cawapres Mas Anies yang bisa memberikan kontribusi elektoral di Jawa Timur. Jadi bukan menyetorkan nama,” jelas Kamhar, Senin (27/3/2023).

Kamhar menilai alasan dasar JK memberikan masukan itu karena elektoral Anies di Jawa Timur masih lemah. Hal itu terbukti dari hasil beberapa lembaga survei.

“Sebagaimana tercermin pada hasil berbagai lembaga survei, Mas Anies butuh pendamping yang bisa memberikan kontribusi elektoral, utamanya di daerah besar yang masih terbilang lemah seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Antara dua wilayah ini, Jawa Timur memiliki potensi penambahan dukungan yang lebih besar. Mungkin ini yang mendasari pemikiran dan usulan Pak JK,” terangnya.

Kamhar menyebut masukan dari JK itu selaras dengan apa yang tercatat di piagam kerja sama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pro Anies, yakni saling berkontribusi dalam pemenangan.

“Jadi apa yang disampaikan Pak JK berupa kriteria yang selaras dengan salah satu kriteria calon pendamping Mas Anies yang telah disepakati pada piagam kerjasama tiga partai, yaitu berkontribusi dalam pemenangan,” pungkasnya.