JAKARTA, Eranasional.com – Partai Golkar memberi sinyal kuat akan bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra dan PKB yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Apakah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan bubar?
Menanggapi hal itu, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyatakan keyakinannya KIB yang hingga kini terdiri dari Golkar, PAN dan PPP akan berakhir dengan mulus.
“Itu hak Partai Golkar. Kalau kemudian capresnya tidak sama dengan PPP, ya tentu KIB bisa berakhir dengan baik-baik,” kata Awiek, Kamis (11/5/2023).
Awiek menegaskan, PPP tidak mempermasalahkan jika Golkar bergabung dengan KKIR. Sebab, partai di KIB punya wewenang masing-masing menentukan putusan akhir.
“Selamat lah kalau Golkar ke sana (mendukung Prabowo Subianto). Sekali lagi, itu haknya Partai Golkar, enggak ada masalah bagi PPP. Karena masing-masing partai punya kewenangan,” ujarnya.
PPP menyebut internal di KIB baik-baik saja meski di tengah perjalanan ada perbedaan arah dukungan capres. Oleh sebab itu, KIB bisa berakhir mulus jika partai-partai KIB punya pilihan berbeda.
“Kalau di kemudian hari ada perbedaan capres, sudah diputuskan masing-masing anggota KIB, otomatis KIB berakhir. Tapi berakhirnya baik-baik,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Partai Golkar tengah berencana pembentukan koalisi besar bersama PKB dan Gerindra. Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Presiden Partai Golkar, Nusron Wahid, mengaku bahwa Golkar kemungkinan akan mendukungan Prabowo Subianto sebagai capres 2024.
“Salah satu proposal adalah Prabowo capres, dan cawapresnya dari KIB yaitu Airlangga Hartarto (Ketua Umum Partai Golkar). Tapi itu harus diterima, dan diterima oleh PKB dan PAN yang ikut bergabung di sini,” kata Nurson Wahid saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/5).
Nusron tak memungkiri, inisiasi pembentukan ‘koalisi besar” ini dengan tujuan menduetkan Airlangga Hartarto dengan Prabowo Subianto.
“Tapi di sinilah kita bekerja supaya menemukan titik temu. Semangat kerjanya adalah niat untuk menang dan cara kerja untuk menang, dan kalau sudah ketemu semangat kerjanya, dan figur itu nomor sekian. Prosentase sudah 70 persen,” imbuhnya.
Menyinggung soal PKB yang juga menyodorkan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi cawapresnya Prabowo Subianto, Nusron menyebut Prabowo adalah ‘user’ dalam menentukan apakah Airlangga atau Cak Imin yang menjadi pendampingnya.
“Gerindra posisinya sudah settle dengan Prabowo. Golkar dan PKB tidak memperebutkan posisi cawapres. Kami membicarakan dan saling menawarkan dan user-nya adalah Pak Prabowo. Jadi dia mau menerima siapa,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan