Ilustrasi (Foto: Ist)

JAKARTA, Eranasional.com – Indonesia menjadi nomor satu produsen nikel terbesar di dunia. Uni Eropa berusaha menjegal melalui World Trade Organization (WTO).

Presiden Jokowi memang berambisi menjadikan Indonesia sebagai ‘raja Electric Vehicle (EV) global di tengah melonjaknya permintaan akan gawai dan kendaraan listrik.

Di era kepemimpinannya, Jokowi kerap menggembar-gemborkan konsep hilirasi pada sektor pertambangan di Tanah Air, salah satunya nikel.

Tak peduli ditentang Uni Eropa, Presiden Jokowi tetap menjalankan kebijakannya menjalankan hilirisasi di dalam negeri dan melarang ekspor bijih nikel.

Untuk diketahui, pada tahap gugatan pertama Uni Eropa di WTO, Indonesia dinyatakan kalah, namun Indonesia mengajukan banding terhadap gugatan tersebut pada akhir 2022. Banding gugatan itu diperbolehkan di WTO.

Dan, keputusan pertama WTO yang mengalahkan Indonesia sifatnya tidak mengikat. Artinya, Indonesia tetap diperbolehkan menjalankan kebijakan larangan ekspor bijih nikel.

Menanggapi sikap Indonesia yang mengajukan banding, Uni Eropa menyiapkan siasat barh untuk kembali melawan Indonesia, yakni meluncurkan konsultasi penggunaan Peraturan Penegakan atau Enforcement Regulation.

Diprediksikan, nikel akan menjadi salah satu bahan mineral yang paling dicari di masa depan, seiring pesatnya penggunaan kendaraan listrik. Nikel saat ini banyak digunakan untuk membuat baja tahan karat (stainless steel).

Ilustrasi (Foto: Ist)

Selain itu, nikel juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan baterai pada kendaraan listrik. Nikel juga mampu menyimpan cadangan energi yang paling baik sehingga bisa dimanfaatkan dalam pengembangan energi baru terbarukan.

Berdasarkan laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), produksi nikel di dunia diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton pada 2022. Jumlah itu meningkat 20,88% dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 2,73 juta metrik ton.

Dalam laporan tersebut, Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia pada 2022. Total produksinya diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48% dari total produksi nikel global sepanjang tahun lalu.

Selain unggul sebagai produsen, Indonesia tercatat sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia pada 2022 yakni mencapai 21 juta metrik ton. Posisinya setara dengan Australia. Dan, Brasil sebagai pemilik cadangan nikel terbesar dunia berikutnya sebanyak 16 juta metrik ton.

Sementara, berdasarkan data dari data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat cadangan nikel kita bisa sampai ratusan tahun. Menurut BPS stok nikel nasional bisa dimanfaatkan untuk produksi selama 108 tahun.