Setelah itu JK menceritakan soal dirinya yang terpilih menjadi Ketua Umum Golkar lantaran memiliki posisi tertinggi di pemerintahan dibandingkan kader Golkar lainnya.
“Karena Golkar itu suka ketuanya itu pimpinan negara. Saat itu saya yang tertinggi,” ucapnya.
Untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar, JK menyebut dirinya tidak menghabiskan biaya yang besar, bahkan bisa dikatakan sangat minim. Berbeda dengan sekarang ini bisa menghabiskan ratusan miliar rupiah.
“Ongkos (untuk jadi Ketua Umum Golkar) saat itu hampir kecil sekali. Kalau sekarang, Anda mau jadi ketua Golkar jangan harap kalau Anda tidak punya modal Rp500-600 miliar,” ungkap JK.
Tak hanya Golkar, JK menyebut hampir semua partai mirip seperti yang apa yang dia katakan, kecuali pendirinya masih ada.
“Hampir semua partai seperti itu kecuali partai yang pendirinya masih ada seperti PDIP, Nasdem. Tapi kalau partai yang sudah go public, artinya pemilihannya, butuh biaya besar. Jadi, seperti itulah,” imbuhnya.
Untuk diketahui, di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), JK menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Dan, di era Presiden Megawati Soekarnoputri dirinya menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra).
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan