Presiden Jokowi. (Foto: Staf Kepresidenan)

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, negara-negara di Eropa juga berada pada posisi yang sulit, baik dari pencapaian pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan harga barang untuk menjangkar inflasi.

“Harga-harga semuanya membubung tinggi,” ujarnya.

Jokowi mengungkapkan, ada satu negara di Eropa yang mengalami kenaikan harga komoditas energi seperti gas, listrik, dan bensin hingga 700 persen.

Ia pun membandingkan dengan kenaikan harga energi secara tipis di Indonesia, namun bisa memancing aksi demonstrasi besar.

“Bayangkan naik 700 persen, di sini naik 10-15 persen demonya tiga bulan. Itu 700 persen, coba mau demo berapa tahun. Betapa sangat sulitnya, harga pangan naik dua kali, naik 50 persen,” tuturnya.

Indonesia, sambungnya, saat ini masih dapat menjaga inflasi di kisaran angka 3,1 persen, dan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2023 sebesar 5,17 persen.

Pencapaian itu membawa Indonesia termasuk tiga terbaik dunia.

“Pertumbuhan ekonomi kita di kuartal kedua kemarin masih tumbuh 5,17 persen, termasuk tiga terbaik dunia. Ekonomi yang baik sekarang ini yang di G20 (Group of 20), Indonesia, India, dan RRT. Yang lain-lain sangat berat. Sekali lagi, dunia penuh tantangan, baik itu krisis pangan, krisis energi, baik geopolitiknya,” tukasnya.

Selain itu, dia juga menyampaikan kunjungan kerja yang baru saja dilakukannya ke Benua Afrika. Presiden meminta masyarakat Indonesia bersyukur terutama karena tersedianya sumber daya air di dalam negeri.

“Begitu saya melihat di Afrika sekarang, kita ini patut bersyukur betul. Urusan air saja mereka sangat sulit sekali, air yang menjadi sebuah kebutuhan utama, pangan apalagi. Kita patut bersyukur betul,” ucap Presiden Jokowi. (RA)