“Yang mengacu pada semua partai adalah bagian dari Kabinet Indonesia Maju, yang sama-sama bertujuan melanjutkan program kerja Pak Jokowi. Sehingga pemilihan nama itu langsung disebutkan ketika Pak Prabowo memberikan pada HUT PAN,” sambungnya.
Dia menegaskan, pemilihan nama Koalisi Indonesia Maju bukan berarti membubarkan kerja sama antara Gerindra dengan PKB, serta menghilangkan hak PKB, karena perubahan nama itu bertujuan menyolidkan lima partai yang berkoalisi.
“Bahkan dalam pidatonya Pak Prabowo menyampaikan soal cawapres akan dibicarakan bersama, dengan cara bermusyawarah mufakat, serta secara khusus akan dibicarakan bersama-sama dengan Pak Muhaimin,” jelas Sufmi.
Gerindra, kata Sufmi, juga merasa tidak pernah menanggapi pernyataan-pernyataan elit PKB dan Cak Imin yang terkesan tidak dilibatkan soal penggunaan nama Koalisi Indonesia Maju atau menanggap Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dibubarkan, karena ada nama koalisi yang baru untuk menjaga soliditas koalisi.
Sufmi pun membantah bahwa Gerindra tidak pernah melanggar kerja sama yang tertulis antara Gerindra dengan PKB. “Kami tidak pernah mengkhianati kawan seperjuangan,” ucapnya.
Dan, pada akhirnya, Sufmi Dasco menyatakan, sikap PKB yang menerima tawaran kerja sama politik dengan Partai Nasdem dengan menduetkan Anies Baswedan dengan Cak Imin sebagai bakal capres-cawapres, sehingga secara otomatis kerja sama politik antara Gerindra dengan PKB berakhir atau KKIR bubar dengan sendirinya.
Meski begitu, Sufmi mengatakan Gerindra menghormati sikap PKB tersebut dan mengajak untuk bersama-sama mengajak menciptakan iklim politik yang sejuk dan damai, sehingga pelaksanaan Pemilu 2024 berlangsung aman dan damai.
Tinggalkan Balasan