ERANASIONAL.COM – WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia telah memberikan peringatan bahwa tahun kedua pandemi Covid-19 kemungkinan lebih berat dan lebih sulit dibandingkan dengan tahun pertama di 2020. Hal tersebut akibat munculnya alasan bahwa terdapat sebuah perbedaan bagaimana virus tersebut menyebar terlebih saat munculnya varian yang lebih menular.
Seperti yang dikatakan oleh Mike Riyan dilansir dari Reuters, seorang direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO. Kami akan memasuki tahun ke-2 ini bahkan bisa jadi lebih sulit mengingat dinamika transmisi serta beberapa masalah yang Kami lihat.
Pada pembaruan epidemiologi terbau yang sudah dikeluarkan, WHO menegaskan bahwa setelah 2 minggu lebih terdapat sedikit kasus yang telah dilaporkan. Yakni sekitar 5 juta kasus baru pada minggu lalu. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena lemahnya pertahanan selama musim liburan berlangsung.
“Pastinya pada belahan bumi utara, terutama Amerika Utara dan juga Eropa Kami telah melihat badai musim yang sempurna seperti itu. Dingin, orang-orang masuk kedalam, percampuran sosial yang meningkat serta kombinasi faktor-faktor yang sudah mendorong peningkatan penularan pada banyak negara” ucap Ryan.
Seorang pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove pun tak kalah memberikan pernyataan. Ia memberikan peringatan apabila setelah liburan situasi pada beberapa negara justru akan menjadi jauh lebih buruk.
Pemerintah yang ada di seluruh Eropa pun memberikan pengumuman bahwa pembatasan pandemi Covid-19 akan dilakukan dengan cara yang lebih lama dan lebih ketat. Hal tersebut dilakukan seiring kekhawatiran yang sudah berkembang dari virus yang lebih menular. Virus varian baru yang berkembang tersebut sudah terdeteksi pertama kalinya di Inggris. Akan tetapi saat ini sudah bercokol ke seluruh dunia.
Hal itulah yang menyebabkan ada banyak penutupan toko, pembatasan persyaratan kantor pusat, dan tempat-tempat lainnya yang berstatus sebagai keadaan darurat Covid-19. Adapun pemerintah Jerman mengupayakan untuk lebih mengurangi kontak antara orang-orang yang disalahkan akibat upaya yang dianggap sudah gagal dalam mengendalikan virus itu sendiri.
Van Kerkhove juga menegaskan bahwa dirinya mengaku khawatir akan tetap berada dalam pola puncak namun ia dan semuanya sudah melakukannya dengan baik. Ia juga ta segan menyerukan untuk menjaga jarak fisik.
Ia mengatakan bahwa Semakin jauh maka semakin baik, akan tetapi pastikan Anda bisa menjaga jarak dari orang-orang yang ada di luar di dekat Anda.
Mengacu pada data Wordometers pada 14/1/2021, saat ini sudah terdapat lebih dari 92,6 juta masyarakat dunia yang sudah terjangkit virus bahaya tersebut. Adapun jumlah kematian di seluruh dunia mendekati 2 juta orang sejak awal pandemi. Sementara sebanyak 66,2 juta orang sudah berhasil sembuh dari pandemi Covid-19 tersebut.
Sementara itu, CEO Moderna Stephane Bancel memberikan prediksi bahwa pandemi Covid-19 akan ada selamanya di dunia ini. Virus tersebut sendiri sudah berhasil melumpuhkan masyarakat di seluruh penjuru dunia mulai dari segi ekonomi bahkan membuat rumah sakit menjadi sangat kewalahan untuk menanganinya.
Ia juga menuturkan bahwa SARS-COV-2 atau pandemi Covid-19 tidak akan hilang. Ia mengatakan bahwa Kita sebagai manusia akan hidup dengan virus tersebut bahkan mungkin saja selamanya. Adapun prediksi yang sudah dilontarkan tersebut sama dengan sejumlah prediksi yang sudah ada sebelumnya. Yang mana virus tersebut disebut-sebut akan menjadi penyakit endemik yang dapat hadir di era pertumbuhan masyarakat setiap saatnya.
Dalam menindaklanjuti pertumbuhan pandemi Covid-19 tersebut, Moderna yang merupakan perusahaan pembuat vaksin Corona yang dinamakan mRNA-1273. Vaksin tersebut sudah berhasil mengantongi izin penggunaan darurat yang berasal dari FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat. Yang mana vaksin tersebut nantinya bisa disuntikkan kepada setiap warga yang sudah berusia 18 tahun lebih.
Penulis : Mustika Majma Bahreni ( Mahasiswi LSPR Business and Communication Institute )
Editor : Riko Sendra S.Kom
Tinggalkan Balasan